REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengkritisi sikap kepolisian yang saat ini sangat kuat nuansa diskriminasi hukum kepada umat Islam. Penegakan hukum yang terlampau diskriminatif dan tebang pilih bagi umat Islam ini, menurutnya, justru membahayakan Kebinekaan dan NKRI.
"Diskriminasi hukum yang terasa saat ini, justru bertentangan dengan semangat Bineka Tunggal Ika dan tidak sesuai dengan semangat menjaga NKRI," kata Hidayat kepada Republika.co.id, Senin (23/1).
Ia menjelaskan, negara Indonesia ini akan lebih kuat dan bersatu ketika semua orang merasa penegakan hukum di negeri ini sama. Tidak ada yang diistimewakan, tapi semua ditundukkan pada hukum.
"Yang salah ya dihukum, yang tidak salah ya jangan dihukum, atau dicari kesalahannya. Kalau yang salah diperlakukan salah kalau yang tidak ya jangan dipaksakan menerima hukuman," ujarnya.
Tapi belakangan yang terjadi, di tengah banyaknya pelaporan masyarakat ingin menuntut keadilan kepada polisi, justru ada tebang pilih proses hukum. Maka perasaan seolah ada ketidakadilan hukum, atau tebang pilih proses hukum sangat mencolok.
Inilah yang kemudian melahirkan sentimen kepada polisi bahwa hukum dijalankan tidak secara adil dan setara. Cara seperti ini, menurutnya tidak membantu publik yang terus mengampanyekan NKRI dan Bineka Tunggal Ika saat ini.