Senin 23 Jan 2017 23:15 WIB

Asia Tengah, Mercusuar Peradaban Masa Lalu

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.
Foto: library.yale.edu
Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Istilah Asia Tengah yang merujuk pada kawasan ini baru mulai umum dipakai pada abad ke-19 oleh kekuasaan Inggris Raya yang menguasai India. Pada 1830, kartografer Assowsmith menamakan wilayah yang membentang antara Sungai Indus dan Laut Kaspia sebagai Asia Tengah. Sebelumnya, istilah Tatar lebih sering dipakai hingga abad ke-17. Sebutan Turkestan (harfiah: Tanah bangsa Turks) merujuk pada kawasan ini, khususnya pada abad ke-3 Masehi.

Menurut Atiq Sarwari dalam tesisnya untuk The American University, Expression of Islamic Identity and the Myth of Religious Fundamentalism in Central Asia (1997), dalam perbendaharaan modern, kawasan Asia Tengah terdiri atas negara-negara pecahan Uni Soviet, yakni Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgistan, Turkmenistan, dan Tajikistan. Istilah stan berasal dari bahasa Persia yang berarti kota atau negeri.

Menurut Dilip Hiro dalam bukunya, Inside Central Asia (2009), kawasan Asia Tengah terletak dalam batas-batas Laut Kaspia di sebelah barat, Iran dan Afghanistan di sebelah selatan, Siberia (Rusia) di utara, dan Xinjiang (Cina) di timur.

Diperkirakan, Asia Tengah telah didiami manusia sejak seribu tahun Sebelum Masehi (SM) oleh suku nomaden asal Persia (Iran). Menjelang 500 SM, suku-suku Baktiran, Soghdian, dan Tokharian menguasai beberapa daerah di kawasan ini. Kemudian, Jalur Sutra terbentuk sebagai rute perdagangan terpenting yang menghubungkan Cina dengan Eropa. Asia Tengah dan juga Persia diuntungkan dengan arus perniagaan ini.

Luas Asia Tengah sekitar empat juta kilometer persegi. Hiro menyebutkan, sepanjang sejarah hanya penguasa dunia yang tangguh mampu menaklukkan wilayah ini. Jauh ke masa silam, separuh Asia Tengah pernah berada di bawah kekuasaan Aleksander Agung periode 329-327 SM. Itu akibat kemenangan raja Makedonia atas Imperium Persia.

Dalam masa kekuasaannya, Aleksander Agung berhasil mengembangkan karakteristik helenisme, yakni perpaduan antara budaya Yunani dan adat istiadat masyarakat taklukan. Di kawasan Asia Tengah, salah satu kota puncak helenisme adalah Transoxiana.

Beranjak ke abad ke-6 Masehi, kepercayaan yang dominan di Asia Tengah adalah Zoroastrianisme (Majusi). Di samping itu, ada agama Buddha dari India dan Kristen dari Timur Tengah. Selanjutnya, pada abad pertengahan Asia Tengah menjadi ajang rebutan sejumlah bangsa besar, seperti Hun atau Sasanid Persia.

Yang paling fenomenal adalah bangsa Mongolia, khususnya Genghis Khan (lahir 1162) serta kemudian Timurleng (lahir 1336). Gelar Genghis Khan berasal dari bahasa Persia yang berarti Raja Semesta. Menurut Hiro, gelar tersebut agaknya baru sesuai setelah pemimpin bernama asli Temujin itu berhasil mencaplok Asia Tengah. Secara keseluruhan, kerajaan milik Genghis Khan mencakup area 12,6 juta km persegi di Eurasia. Dalam sejarah modern, belum pernah ada imperium yang luasnya sedemikian.

Adapun Timurleng berhasil menguasai sebagian Asia Tengah, Afghanistan, Persia, hingga Kaukasus Selatan. Pada 1569, Timurleng menaklukkan Samarkand (kota di Uzbekistan modern) dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan. Hingga saat ini, demikian Hiro, figur Timurleng begitu dihormati sebagai bapak leluhur bagi bangsa Uzbekistan. Dalam abad ke-16 Masehi, Samarkand yang saat itu berpenduduk 150 ribu jiwa mulai menjelma menjadi pusat peradaban dunia.

Ketika Timurleng meninggal dunia pada 1405, bangsa Mongol telah menguasai Asia Tengah empat abad lamanya. Namun, Asia Tengah tetap merupakan kawasan perpaduan budaya. Dalam arti, kebudayaan Persia yang mendahului Mongolia tak terhapuskan begitu saja, tetapi bercampur-baur. Apalagi, karakteristik Timurleng berbeda dengan Genghis Khan yang cenderung nomaden.

Pada masa kejayaannya, Timurleng membuat Asia Tengah gemerlapan dengan pelbagai pencapaian budaya. Sebaliknya, wilayah Irak, Arab, dan Eropa Timur cenderung terpuruk. Misalnya, pada 1401 Baghdad--mercusuar peradaban Islam saat itu--hancur lebur akibat serbuan pasukan Timurleng.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement