REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memulai pembangunan tiga jembatan besar di tahun 2017 untuk mengurangi dan mengurai kemacetan di beberapa jalan protokol.
Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah mengatakan, selain menjadi usaha Pemkot untuk mengurangi kemacetan dalam kota, pembangunan jembatan tersebut juga tidak melepaskan nilai estetika untuk memperindah Kota Tangerang.
"Hari ini dilaksanakan ground breaking pembangunan Jembatan Dadang Suprapto dan juga Teuku Umar. Mudah-mudahan ditargetkan, kalau kontraknya Januari, namun diusahakan Agustus bisa selesai. Sehingga bisa membantu mengurai kemacetan di tengah kota, dan rencananya tahun ini juga akan ditambah pembangunan satu jembatan di K.S Tubun untuk mengurai kemacetan di Pintu Air 10," ujarnya saat Ground Breaking pembangunan jembatan di Jalan Teuku Umar Karawaci, Senin (23/01).
Khusus untuk jembatan di Gerendeng yang akan menghubungkan Jl. Dadang Suprapto dengan Jl. Benteng Makasar Sukarasa, selain berfungsi untuk mengurai kemacetan, nantinya juga akan dilengkapi dengan pedistrian yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jogging sambil menikmati suasana indah di Sungai Cisadane.
"Jalan inspeksinya yang sudah ada nanti dipertahankan sehingga tidak terjadi /crossing dengan kendaraan yang ada diatas," jelasnya.
Arief berharap keberadaan jembatan nantinya bisa menjawab persoalan kemacetan yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahun.
"Yang penting jembatan ini bisa dioptimalkan dalam rangka menyelesaikan masalah kemacetan di dalam kota dan traffic pertumbuhunan kendaraan bermotor di Kota Tangerang yang cukup pesat bisa difasilitasi," jelasnya.
Pembangunan dua jembatan tersebut, kata dia, dilaksanakan dengan sitem multiyears dan dibiayai oleh APBD Kota Tangerang yang bersumber dari bantuan Provinsi Banten. Total biaya mencapai Rp 57,4 Miliar, dengan spesifikasi untuk Jembatan Dadang Suprapto panjang 115 meter, lebar 11 meter, sedang jembatan Teuku Umar panjang 100 meter dan lebar 10 meter.