REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Kepala Sekolah SMAN 1 Kawali Sudarman menyebut pembelian buku bergambar palu arit berasal dari dana iuran siswa. Ia membantah kabar kalau pembelian buku itu berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Ia menjelaskan pembelian buku kisi-kisi UN subjek bahasa Inggris itu dibeli karena mengalami kekurangan stok. Pembelian buku pun dibatasi hanya berjumlah 80 eksemplar. Oleh karenanya, siswa tak bisa membawa pulang buku terbitan PT Masmedia Buana Pustaka tersebut karena hanya dipinjamkan saat pelajaran.

"Pembelian dana itu dari uang komite, karena keurangan buku saja, jumlahnya cuma 80 karena itu tak diberikan ke murid cuma di kelas buat latihan saja andai tidak ada masalah palu arit. Selain buku ini juga masih ada referensi dua atau tiga buku lagi," katanya pada Republika.co.id, Selasa (24/1).

Ia menegaskan pembelian buku lewat dana iuran sudah melalui mekanisme. Dana iuran siswa pun telah melalui pengesahan komite sekolah. Sehingga menurutnya, sah-sah saja jika per bulannya siswa dipungut sebesar 50 ribu rupiah untuk iuran jenis ini.

"Dana komite berasal dari iuran siswa. Digunakan ada anggaran untuk beli buku, infrastruktur, dll. Nominalnya 50 ribu per bulan, paling murah," ujarnya.

Ia memastikan penarikan iuran siswa di tingkat SMA tak melanggar hukum. Sebab, penarikan iuran hanya dilarang di tingkat SD dan SMP. "Uang iuran di SMA belum larangan asal namanya sumbangan, mekanismenya disetuji komite sekolah. Kecuali kalau di SD dan SMP ada PP 48 sudah gratis semuanya," jelasnya.

Baca: Ini Kronologi Ditemukannya Buku Kisi-Kisi UN Bergambar Palu-Arit

Ikuti Whatsapp Channel Republika