Selasa 24 Jan 2017 14:26 WIB

Bos CIA yang Baru Dikhawatirkan Pakai Teknik Interogasi Penyiksaan

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Direktur baru CIA Mike Pompeo.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Direktur baru CIA Mike Pompeo.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mike Pompeo secara resmi menjadi kepala Badan intelijen Amerika Serikat (CIA). Pengangkatannya disetujui oleh senat melalui pemungutan suara yang digelar pada Senin (23/1).

Pemungutan suara dilakukan dalam waktu yang sangat krusial. Sebelumnya, pemilihan hendak dilakukan pada Jumat (20/1) lalu, namun diundur karena alasan perdebatan yang terjadi dalam senat.

Sebanyak 66 anggota senat menyetujui Pompeo sebagai kepala intelijen Negeri Paman Sam. Sementara 32 lainnya menolak. Di antara yang memberi suara tidak untuk pria berusia 53 tahun itu adalah senator Partai Demokrat.

"Ia (Pompeo) adalah orang yang tidak tepat untuk jabatan ini. Tentunya semua mengetahui ia akan menerapkan kebijakan yang ekstrem dan pada akhirnya membuat semua tidak merasa aman," ujar senator Demokrat Ron Wyden.

Wyden menjelaskan dari beberapa pertanyaan yang diajukan senator, Pompeo memberi jawaban yang bertentangan. Di antaranya adalah mengenai transparansi atau keterbukaan serta pandangan nilai-nilai yang diterapkan oleh AS.

Termasuk dalam pertanyaan mengenai keterlibatan Rusia dalam pemilu 8 November lalu. Pompeo disebut hanya memberi jawaban bahwa penilaian dari CIA secara umum harus ditanggapi secara serius.

"Kami membutuhkan direktur CIA yang dapat langsung menyampaikan tentang keyakinan dan penilaiannya dalam hal-hal berkaitan," jelas Wyden.

Selain itu, Pompeo juga dikhawatirkan dapat kembali memberlakukan teknik interogasi penyiksaan. Sebelumnya, di masa mantan presiden AS Barack Obama hal itu dilarang, salah satunya seperti membenamkan kepala ke air pada tersangka selama proses penyelidikan.

Pompeo adalah seorang anggota Kongres AS untuk komite intelijen dari Partai Republik. Ia pernah menempuh Akademi Militer di West Point, New York dan lulus pada 1986 lalu. Ia juga bertugas untuk melawan Uni Soviet di masa perang sekitar tahun tersebut.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence yang melantik Pompeo memberi pujian untuk kepala intelijen baru negara itu. Ia menilai bahwa anggota kongres asal Kansas itu sebagai seorang yang kaya pengalaman dan dapat memimpin operasi intelijen terbaik di dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement