REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 11 juta dolar AS atau sekitar Rp 147 miliar dilaporkan hilang dari kas negara menyusul turunnya presiden Gambia terdahulu, Yahya Jammeh.
Jammeh sempat menolak mundur dan bertahan selama dua bulan meski kalah dalam pemilu melawan Adama Barrow. Jammeh yang diduga kini berada di Equatorial Guinea bukan pemimpin pertama yang menggemukkan kantongnya dengan dana negara.
Berikut ini beberapa pemimpin negara yang pernah melakukannya, dilansir dari BBC, Senin (23/1).
Sani Abacha, Nigeria
Sani Abacha adalah pemimpin Nigeria dari 1993 hingga 1998. Dia dilaporkan mencuri antara 1 miliar dolar AS dan 5 miliar dolar AS dengan dalih permintaan pendanaan palsu.
Pada 2014, Pengadilan AS mengatakan telah membekukan lebih dari 450 juta dolar AS aset Abacha yang berasal dari pencurian.
Soeharto, Indonesia
Presiden Soeharto memimpin Indonesia dari 1967 sampai 1998. Dia diduga mencuri uang negara hingga mencapai 35 miliar dolar AS. Pada 2000 dia menjadi tahanan rumah dan dituduh mencuri 570 juta uang negara dengan modus pendanaan amal fiktif.
Dokter menyatakan dia sakit hingga tidak mampu hadir di pengadilan. Soeharto meninggal pada 2000.
Mobutu Sese Seko, Zaire
Pemimpin Zaire (kini Republik Demokratik Kongo) berkuasa sejak 1965 hingga 1997. Mobutu menjalankan rezim pembunuhan yang dengan brutal menekan oposisi.
Gaya hidupnya tinggi, tapi dengan menggunakan uang rakyat. Dia memiliki properti di dunia, termasuk istana dengan 30 kamar di Lausanne senilai 5,5 juta dolar AS. Mobutu diduga mencuri sekitar 5 miliar dolar AS.
Ferdinand Marcos, Filipina
Berbicara mengenai Marcos, orang-orang lantas teringat sepatu. Sebanyak 3.000 pasang sepatu buatan desainer ternama dikumpulkan istri Marcos, Imelda.
Sepatu-sepatu mahal itu menjadi simbol korupsi kepemimpinan Marcos di Filipina antara 1965 dan 1986. Marcos diduga mencuri uang negara lebih dari 10 miliar dolar AS selama menjabat. Setelah kematiannya, serangkaian gugatan hukum memaksa sejumlah bank di Swiss dimana ia menyembunyikan uangnya menngeluarkan uang hampir 700 juta dolar AS kepada otoritas Filipina.
Ali Abdullah Saleh, Yaman
Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh diduga korupsi 60 miliar dolar AS selama menjabat atau setara dengan pendapatan tahunan Yaman. Sebagian besar uang rakyat itu dia dapat dengan dengan menyediakan kontrak minyak dan gas.
Dia digulingkan pada 2012 setelah gerakan Musim Semi Arab. Namun, kini ia bersekutu dengan gerilyawan Houthi.
Baca: Sejarah Hari Ini: Tentara Jepang Ditemukan 28 Tahun Bersembunyi di Hutan
Slobodan Milosevic, Serbia
Slobodan Milosevic adalah diktator yang memimpin Serbia antara 1989 hingga 1997. Dia dituduh dengan genosida.
Dia pertama kali ditahan dengan tuduhan menjarah dana negara. Jumlah total uang yang ia korupsi tidak diketahui, namun dia diduga mencuri hingga satu miliar dolar AS. Dia tewas pada 2006 saat diadili di Den Haag.
Husni Mubarak, Mesir
Husni Mubarak digulingkan saat 2011. Dia diadili karena tuduhan menggelapkan dana untuk renovasi istana presiden dan properti pribadi.
Mubarak dan putra-putranya dinyatakan bersalah menggelapkan lebih dari 17 juta dolar AS selama delapan periode. Dia dihukum tiga tahun penjara. Sedangkan putranya Gamal dan Alaa masing-masing dihukum penjara empat tahun.
Ben Ali, Tunisia
Tergulingnya Ben Ali pada 2011 menandai dimulainya Musim Semi Arab. Ali dan istrinya melarikan diri ke Arab Saudi. Pengadilan Tunisia mengganjar mereka dengan 35 tahun penjara karena penggelapan dan penyalahgunaan uang rakyat. Dalam pengadilan, jaksa mengatakan perhiasan dan uang negara senilai 27 juta dolar AS ditemukan di salah satu rumah besarnya.