REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mike Pompeo telah resmi menjabat sebagai Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA). Meskipun kandidat pilihan Presiden Donald Trump ini sempat ditolak Senator dari Partai Demokrat, hingga pembahasannya sempat diulur-ulur, namun akhirnya ia tetap terpilih.
Menurut the Daily Mail, pada Selasa (24/1), Pompeo adalah seorang Republikan konservatif dari Kansas dan menjadi anggota Kongres komite intelijen. Pompeo dikenal sebagai anggota Kongres AS yang memasuki periode keempat.
Selama duduk di Kongres, Pompeo masuk ke dalam dua komite yakni, Komite Energi dan Perdagangan serta Komite Intelijen. Pada 2014, dia juga termasuk dalam Komite DPR untuk Isu Benghazi untuk menyelidiki tragedi yang berlangsung di Benghazi, Libya di mana Dubes AS untuk Libya Chris Steven tewas.
Pompeo remaja sempat terdaftar di Akademi Militer AS di West Point, New York. Bahkan dia lulus pertama di kelasnya pada tahun 1986. Dia bertugas di Angkatan Darat pada saat Uni Soviet menjadi musuh nomor satu AS, hanya sampai 1991.
Pria kelahiran Orange, California, 30 Desember 1963 itu kemudian memutuskan keluar dari militer dan kuliah hukum di Harvard Law School. Lalu menerima gelar Juris Doctor dari Harvard Law School saat dia menjadi editor Harvard Law Review. Dia juga sempat menjadi seorang pengacara untuk Willams and Connolly.
Selanjutnya Pompeo kembali ke Kansan dan mendirikan Thayer Aerospace and Private Security. Pada tahun 2006 ia menjual saham di Thayer (yang kini berganti nama Nex-Tech Aerospace). Ia kemudian menjadi Presiden Sentry International, sebuah perusahaan peralatan ladang minyak.
Pompeo mengawali karir politik sejak 2010, dan terus berlanjut sampai pemilihan pada 2016. Pompeo juga dikenal sangat menentang aborsi, seperti yang dikampanyekan Trump baru-baru ini.
Selama proses konfirmasi dengan Senat, beberapa senator merasa Pompeo tidak berkomitmen secara penuh dalam menggunakan teknik interogasi dari Army Field Manual yang ditetapkan oleh undang-undang. Pompeo diyakini akan menggunakan teknik interogasi penyiksaan seperti waterboarding yang sebelumnya dilarang pada era Presiden Barack Obama.
Pompeo juga dianggap memiliki peran penting dalam agen mata-mata nasional pada masa-masa krusial dalam keamanan negara AS sebagai intelijen, dengan masuk ke arena politik elit AS. Trump mendapat kritikan setelah adanya indikasi keterlibatan Rusia untuk membantunya memenangkan Pilpres. Oleh karena itu, senator dari Partai Demokrat meragukan Pompeo untuk menjabat sebagai Direktur CIA.
"Saya melihat tidak ada komitmen nyata untuk transparansi dan pandangannya tentang analisis yang paling mendasar dari keterlibatan Rusia dalam pemilihan. Tampaknya bergeser dengan orang-orang dari presiden," kata salah say Senator Demokrat Ron Wyden.