REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto kembali menegaskan pasukan TNI Garuda XXXV-B yang bertugas dalam misi United Nations Missions di Darfur (Unamid) tidak terkait dengan tertahannya personel pasukan perdamaian di Darfur, Sudan. Menurut dia, personel yang tertahan di Bandara al-Fashir di Darfur, Sudan, itu berasal dari tim Satgas Polri atau Force Police Units (FPU).
Karena itu pula, pihaknya menilai tidak ada hubungannya peran TNI dalam kepulangan para pasukan dari Polri tersebut. "Saya kira saya nggak (ada hubungannya) kewenangannya Kemenlu, kita nggak ada, hubungan," kata Wuryanto saat dihubungi Republika.co.id, pada Selasa (24/1).
Menurutnya, tim TNI juga tidak memiliki akses untuk mengupayakan kepulangan pasukan FPU tersebut. Hal ini karena, meski bertugas di bawah misi perdamaian PBB, namun tugas dan koordinasi antara tim Unamid dengan FPU berbeda.
Meski memang, 850 pasukan TNI masih akan bertugas di Sudan sampai Maret 2017. "Kami kan tidak ada akses langsung ke sana juga, Kemenlu saya kira lebih pas," kata dia.
Sebelumnya, diketahui ada 139 pasukan Polri di bawah misi perdamaian PBB tertahan ketika hendak pulang ke Tanah Air. Mereka tertahan di Bandara al-Fashir, Sudan, setelah ditemukan sejumlah koper berisi senjata yang diduga hasil penyelundupan.
Pihak Polri sendiri telah membantah, barang-berang tersebut milik pasukan Polri. Barang tersebut juga diketahui, ditemukan 10 meter dari tumpukan barang milik Polri yang hendak masuk ke mesin pemeriksaan x-ray Bandara setempat.