Selasa 24 Jan 2017 16:54 WIB

2.000 Lampion Percantik Area Pulau Kemaro Palembang

Pulau Kemaro yang terletak di tengah Sungai Musi dengan Pagoda dan wihara tempat beribadah umat Tridharma di tengahnya yang selalu ramai dikunjungi pada saat Imlek dan Cap Go Meh.
Foto: Republika/Maspril Aries
Pulau Kemaro yang terletak di tengah Sungai Musi dengan Pagoda dan wihara tempat beribadah umat Tridharma di tengahnya yang selalu ramai dikunjungi pada saat Imlek dan Cap Go Meh.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Jumlah pengunjung yang datang ke Pulau Kemaro Palembang pada perayaan Cap Go Meh mendatang diperkirakan mencapai lebih dari 30 ribu pengunjung.

"Kami melihat tahun kemarin, dimana setiap tahun jumlahnya selalu meningkat, maka nanti pada hari perayaan Cap Go Meh mungkin yang datang 30 ribu orang lebih," kata Harun, salah satu panitia perayaan Cap Go Meh Pulau Kemaro di Palembang, Selasa.

Ia mengatakan, selain sebagai suatu perayaan keagamaan, Cap Go Meh juga telah menjadi daya tarik wisata tersendiri di Kota Palembang.

Oleh sebab itu, ia yakin jumlah pengunjung akan bertambah banyak seiring dengan promosi yang terus dilakukan Pemkot jauh-jauh hari.

Menurut dia, Pulau Kemaro memang dikhususkan untuk pusat kegiatan perayaan Cap Go Meh yang akan berlangsung pada 12 Februari mendatang. Sementara perayaan tahun baru Imlek dipusatkan di Klenteng Dewi Kwan In, 7 Ulu Palembang.

Mengenai persiapan, menurut Harun, di Pulau Kemaro sudah terpasang 2.000 lampion guna mempercantik area pulau, dilengkapi fasilitas seperti WC, permondokan telah diperbaiki, serta para pedagang dan jasa sampan bermotor sungai sudah bersiap-siap.

"Sama seperti tahun kemarin, nanti kami juga akan memasang kapal Tongkang sebagai jembatan penyeberangan yang terhubung dari Bogasari ke Dermaga Pulau Kemaro, pemasangannya dimulai 6 Februari," katanya.

Ia berharap masyarakat agar merayakan Imlek secara religius bukan berhura-hura, karena intinya adalah introspeksi diri mengenai apa-apa saja yang telah dilakukan selama hidup.

"Apalagi tahun ini karakter shio-nya ayam, yang menurut penafsiran maknanya adalah kerja keras dan mampu beradaptasi dengan lingkungan, jadi harus intropeksi benar-benar," jelas Harun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement