Selasa 24 Jan 2017 18:46 WIB

Polri Bantah Penyelundupan Senjata dan Amunisi di Sudan

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Personel pasukan perdamaian PBB
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Personel pasukan perdamaian PBB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membantah perihal dugaan penyelundupan senjata dan amunisi yang ditemukan di Bandara al-Fashir, Sudan. Kepala Divisi Hubinter Polri, Irjen Ketut Untung Yoga mengatakan senjata tersebut bukan milik pasukan perdamaian Formed Police Unit (FPU) Indonesia.

"Yang jelas itu bukan barang (senjata) milik mereka," kata Untung melalui sambungan telepon di Jakarta, Selasa (24/1).

Untung mengaku belum bisa menjelaskan lebih rinci perihal asal muasal senjata tersebut dan bagaimana senjata tersebut ada di sana. Saat ini dirinya pun mengaku sama-sama baru tahu kabar tersebut sehingga masih menunggu hasil penelusuran yang saat ini dilakukan oleh kepolisian Sudan dan juga tim yang akan dikirimkan ke Sudan.

"Saya masih menunggu hasil. Jangan paksa saya ngarang-ngarang jawaban, kita baru tahu dan mereka bekerja untuk investigasi dan kami siapkan tim ke sana supaya fair. Itu kan hanya dituduh-tuduh saja kan barang punya mereka," ujarnya.

Untung melanjutkan, memang benar dirinya yang menyiapkan waktu keberangkatan tim FPU VIII dalam misi perdamaian di daerah konflik tersebut. Setelah itu, 139 anggotanya yang tiba di Sudan mengikuti mekanisme yang berlaku di negara tersebut.

Oleh karena itu terkait kabar penyelundupan senjata, Untung berharap agar menunggu hasil investasi terlebih dahulu perihal tuduhan tersebut. Yang pasti dia tekankan bahwa barang-barang tersebut bukan milik polisi Indonesia dan saat ini sedang dilakukan penelusuran asal muasal tas-tas tak bertuan itu. 

"Yang jelas sementara masih dalam penelusuran dan yang jelas itu bukan barang milik mereka," katanya.

Dia juga tidak mengetahui apakah di bandara Sudan terdapat CCTV atau tidak yang mungkin dapat memudahkan tim investigasi melakukan penelusuran. Dia enggan berkomentar apakah dimungkinkan adanya penyusup padahal ada pengawalan ketat kepolisian Sudan sejak barang-barang anggota dibawa dari camp Garuda hingga ke bandara.

"Kita belum bisa jawab, jangan di karang-karang, kan mereka masih memeriksa, masih mengecek kemungkinan-kemungkinannya, masih menunggu hasil (investigasi)," ujarnya.

Untuk diketahui FPU VIII rencananya akan pulang dari misi perdamaian PBB pada Sabtu (21/1). Sayangnya peristiwa tidak terduga tersebut membuat kepulangan mereka ke Indonesia harus tertahan sementara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement