REPUBLIKA.CO.ID, LARANTUKA -- Sedangkan umpan yang digunakan adalah ikan teri yang terlebih dahulu diambil dari bagan, upan tersebut diusahakan tetap hidup agar lebih mudah memancing sekumpulan cakalang. Hampir seluruh tepian kapal terdapat instalasi pipa untuk menyemprotkan air guna mengelabui keberadaan kapal dari pandangan ikan.
Nelayan larantuka sendiri mulai mengenal Teknik Huhate pada tahun 80-an hingga sekarang. Namun, saat ini mereka harus bersabar akibat semakin menurunnya hasil tangkapan cakalang mereka. Bukan tanpa alasan, hal ini diakibatkan oleh penggunaan alat tangkap yang merusak ekosostem laut seperti jaring pukat cincin, pukat harimau bahkan bom.
"Dulu kami memancing cakalang hanya membutuhkan jarak hanya beberapa mil saja, namiun sekarang kita harus menempuh jarak ber puluuluh mil untuk mebdapatkan ikan," ujar Nahkoda Kapal Flotim 17, Loren.