Rabu 25 Jan 2017 10:41 WIB

Negara Kuat Buat Sistem Pastikan Pihak yang Berperang di Suriah Genjatan Senjata

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Rusia dan negara-negara kuat regional seperti Turki dan Iran menjadi pendukung masing-masing pihak yang berperang di Suriah. Menteri Luar Negeri Kazakhstan Kairat Abdrakhmanov mengatakan, negara-negara kuat akan membuat sistem untuk mengamati dan memastikan masing-masing pihak yang berperang di Suriah mematuhi gencatan senjata.

Kepala Negosiator Pemerintah Suriah Bashar Ja'afari mengatakan, serangan terhadap kelompok oposisi pemberontak akan dilakukan di barat Damaskus akan dilakukan. Sedangkan kelompok oposisi pemberontak mengatakan, pelanggaran gencatan senjata kebanyakan dilakukan pada 30 Desember.

Di Barat Laut Suriah, pertempuran terjadi antara Jabhat Fateh al-Sham dan faksi-faksi Free Syrian Army yang diwakili di Astana. Free Syrian Army diusir dari Kota Aleppo bulan lalu oleh Pemerintah Suriah dan sekutunya.

Sedangkan di Astana, utusan kelompok oposisi dan Pemerintah Suriah melakukan pembicaraan tak langsung untuk pertama kalinya selama sembilan bulan. Turki mendukung kelompok oposisi sedangkan Rusia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Kami berusaha mengatur, untuk memberikan kesempatan lahirnya proses di Astana," kata Kepala Delegasi Rusia Alexander Lavrentyev, Selasa, (24/1).

Teks proses perdamaian Suriah di Astana tak menyebutkan detil gencatan senjata di Suriah 30 Desember. Seorang diplomat barat mengatakan, para delegasi dari negara-negara kuat akan bertemu di  Astana pada 6 Februari mendatang untuk membicarakan mekanisme.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement