REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan ada dua tujuan lomba paduan suara mars Revolusi Mental yang diadakan pada Selasa (24/1) dan Rabu (25/1). Tujuan pertama, Sumarsono mengatakan, untuk mensosialisasikan mars Revolusi Mental yang menjadi ikon Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Mars 'Revolusi Mental' itu semua provinsi sudah sangat familiar kecuali DKI Jakarta. Apa iya kan semua udah tahu bahkan ada perpresnya 'Revolusi Mental' itu tapi masa di DKI satu orang pun tidak tahu. Jadi mensosialisasikan mars 'Revolusi Mental'. Yang menjadi ikon Pak Jokowi," kata Sumarsono di Balai Kota, Rabu (25/1).
Sumarsono kemudian mengatakan tujuan yang keduanya adalah mengIndonesiakan masyarakat DKI Jakarta. Karena, hal tersebut adalah upaya untuk kebhinekaan dan spirit untuk membangun Indonesia yang kuat dan bersatu.
Imbauan ini, pria yang akrab disapa Soni ini mengatakan, perlu disosialisaskan. Sehingga karakter aparatur sipil negara (ASN) yang ada merupakan karakter yang tidak hanya tahu bekerja, namun juga memiliki rasa kebangsaan.
"Karena ini adalah fungsi kinerja kepala daerah dan performance kepala daerah, ya kita berilah mereka hadiah. Hadiahnya sertifikat yang ditandatangani Plt Gubernur, piala (harganya) paling Rp 1 juta," ujarnya.
Pembelian piala tersebut dibiayai oleh uang operasional Sumarsono. "Tidak apa-apa. Wong satu piala Rp 1 juta sama kertas saja, kertas sertifikat. Mereka yang nggak menang juara dikasih kertas saja, namanya penghargaan terima kasih atas partisipasinya," katanya.
Selain itu, lomba paduan suara tersebut diadakan pada hari kerja. Namun Sumarsono mengatakan pada Januari ini tidak ada kegiatan yang cukup berat karena puncak acara SKPD terjadi pada Desember. Pada Januari, Sumarsono mengatakan, anggaran DIPA belum berjalan. Sehingga lomba paduan suara ini tidak mengganggu pekerjaan.
"Bulan Januari kebanyakan ASN tidak menjalani pekerjaan yang sifatnya high season, paling low season adalah bulan Januari. Belum ada anggaran yang bisa dilaksanakan. Jadi ini untuk pembinaan ASN untuk memperkuat karakter. Lalu kenapa tidak bulan Juni, Juli? karena kami sudah bersiap untuk mengerjakan anggaran DIPA, sehingga proyek-proyek itu dilakukan biasanya di bulan Juni, Juli," ujarnya.