REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Beberapa hari sebelum jatuhnya korban dalam Pendidikan Dasar (Diksar) dan Latihan yang digelar mahasiswa pencita alam Universitas Islam Indonesia (Mapala UII), beberapa peserta diketahui telah mengalami sakit. Hal tersebut diungkapkan Joko Suratin, Pemilik base camp yang digunakan panitia Mapala Diksar UII.
"Dua hari setelah dimulai latihannya itu ada yang sakit dia kemudian diistirahatkan, besok nya ada lagi yang sakit dibawa juga kesini, setelah itu satu orang di berangkatkan lagi, tapi yang satunya tetap tinggal di base camp hingga kejadian itu," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Dukuh Telogodringo, Tawangmangu pada Rabu (25/1) siang.
Namun, Joko mengaku tidak mengetahui sakit yang diderita dua peserta Diksar tersebut. Dia mengatakan panitia yang berada di base camp telah menyediakan berbagai alat medis. Rumah milik Joko, memang kerap dijadikan tempat berkumpul Mapala yang hendak melakukan latihan.
Saat itu, kata dia, Mapala UII menyewa tempatnya selama delapan hari. Namun pada hari ketujuh, jelas dia, panitia yang berada di base camp induk mendapat kabar dari panitia lainnya yang berada di camp latihan bahwa ada salah satu peserta mengalami sakit dengan kondisi kritis.
"Jadi mereka kesini itu pakai tiga truk, dan ada dua mobil untuk disiapkan evakuasi. Mendapat kabar itu, langsung satu mobil bergerak menjemput dan selanjutnya di bawa ke Puskesmas terdekat di Tawangmangu," tuturnya.
Namun jelasnya, selang beberapa saat panitia yang berada di base camp induk kembali mendapat kabar bahwa peserta yang kritis tersebut meninggal dunia. "malam itu juga yang di base camp sini panik, panitianya nangis semua. Lalu yang ada di camp latihan ditarik turun untuk dipulangkan," katanya.
Sementara itu, Joko menjelaskan ada beberapa koordinat yang diketahuinya menjadi tempat latihan Diksar Mapala UII, yakni Kawasan Merunut dan Ngucup. Dua tempat tersebut sering dijadikan camp istirahan peserta Diksar. Selain itu Waktu Lumbung, ditempat inilah, jelas Joko, polisi memasang police line usai diketahui Diksar tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal.
"Di Watu Lumbung ini karena ada tebing batu digunakan untuk latihan climbing, juga kawasannya bisa digunakan tempat latihan lainnya," tuturnya.
Diketahui Diksar Mapala UII bertajuk Great Camping itu membuat tiga pesertanya meninggal yakni Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham N Listiandi. Hingga saat ini, Kasus tersebut masih dalam penyelidikan Polres Karanganyar.