REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina beserta konsorsiumnya Marubeni Corporation-Sojitz siap menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 dengan PLN. Perjanjian jual beli listrik dari PLTGU berdaya 2x800 Megawatt (MW) seharusnya sudah ditandatangani pada 23 Januari 2017 tapi ditunda.
"Konsorsium sangat solid dan siap tandatangan PPA PLTGU Jawa 1 dengan PLN," kata ketua konsorsium, Ginanjar melalui siaran pers, Rabu (25/1).
Ginanjar memastikan tidak ada lagi isu teknis dan komersial karena konsorsium sudah menyelesaikan isu tersebut dan sepakati ekspektasi PLN dengan serapan 60 persen. Isu Bankability, lanjut dia, sudah selesai dan Konsorsium tidak mempermasalahkan PPA ditandatangani sebelum adanya SPA LNG.
"Konsorsium sudah mengusulkan solusinya dan tinggal menunggu kesiapan PLN," ujar Ginanjar.
Apabila tercapai kesepakatan, Konsorsium melihat proyek PLTGU Jawa 1 bisa menjadi momentum terbaik buat Indonesia. Secara teknis, ini akan menjadi benchmark baru tarif pembelian listrik oleh PLN dari PLTGU, dan memberikan jaminan kepastian berinvestasi di sektor ketenagalistrikan.
Ginanjar menuturkan Proyek Jawa-1 juga menjadi momentum penting sinergi BUMN karena melibatkan dua BUMN besar yang bergerak dalam bidang energi dan kelistrikan serta dapat menjadi fundamental program kelistrikan 35 ribu MW milik pemerintah.