REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hari kusta sedunia atau yang dikenal dengan Leprosy Day, diperingati setiap akhir Januari. Momentum ini dijadikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok untuk mengajak warga lebih peduli kesehatan dan berhati-hati dengan penularan penyakit kusta.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok, Ernawati menyebutkan, di Kota Depok penderita kusta tersebar di beberapa tempat. Pihaknya mencatat, di Puskesmas Limo ada 16 orang penderita, Puskesmas Cipayung terdapat 14 orang, dan Puskesmas Bojongsari ada 10 orang. Dari jumlah yang tersebar di Puskesmas itu, 14 penderita kusta merupakan anak-anak.
Orang yang pernah mengalami kusta memerlukan perhatian seluruh masyarakat. Sebab, kusta merupakan penyakit menular. Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mycobacterium leprae dan bukan penyakit keturunan. Penyakit kusta juga dapat disembuhkan dengan syarat harus meminum obat dan kontrol secara teratur.
"Penyakit kusta ini menyerang kulit, syaraf tepi, dan organ tubuh lain yang dapat menyebabkan kecacatan kalau tidak diobati secara teratur,” ujar Ernawati, di Balai Kota Depok, Rabu (25/1).
Ernawati menjelaskan, penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta yang belum berobat kepada orang sehat secara langsung. Media penularannya pun terbatas pada pernafasan dan kontak kulit penderita dengan orang sehat. "Kontak kulitnya juga tidak hanya yang sesekali kontak kulit akan tertular. Melainkan kontak kulit yang sangat erat dan dalam waktu yang lama," terangnya.
Dia mengingatkan warga Depok untuk mewaspadai tanda utama terjangkitnya penyakit kusta. Tanda itu berupa timbulnya bercak keputihan atau kemerahan yang mati rasa. Setelah itu, akan mulai dirasakan suatu penebalan syaraf tepi yang kemudian disertai gangguan fungsi anggota tubuh.
"Pada gejala awal ini biasanya penderita tidak merasa terganggu, hanya terdapat kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu yang tidak gatal, tidak sakit dan hilang rasa," tutur Ernawati.
Jika warga Depok mendapati tanda-tanda seperti itu, dia mengatakan, hendaknya langsung memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Bahkan, jika penderita memeriksakan diri ke Puskesmas, akan mendapatkan obat kusta itu secara cuma-cuma.
"Tujuan pengobatan ini sebenarnya dalam rangka memutus rantai penularan, menyembuhkan penyakit, serta mencegah terjadinya cacat. Kami mengimbau keluarga yang memiliki penyakit kusta untuk terus mendampinginya dalam pengobatan, sehingga bisa sembuh dan tidak menularkannya pada anggota keluarga yang lain," kata Ernawati.