REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah guru yang ada di wilayah-wilayah di Indonesia masih belum merata. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) ketimpangan terlihat jelas bahwa distribusi guru kurang merata.
Salah satunya, sebaran komposisi guru yang berada di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah 33.037 guru. Jauh dibanding dengan Provinsi Kalimantan Utara yang hanya 1.116 guru.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur mengatakan pihaknya bersama BKN akan membantu meredistribusi guru. Terutama ke daerah-daerah yang dianggap masih minim tenaga pengajar. "Ini kita lagi melakukan maping (pemetaan). Daerah-daerah yang masih berlebih. Itu nanti kita redistribusi," kata Asman usai menberikan hasil penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Wilayah Regional I di Hotel Grand Panghegar, Kota Bandung, Rabu (25/1).
Menpan RB mengatakan nantinya guru akan ditugaskan di daerah-daerah yang minim tenaga pengajar. Mereka akan dikontrak lima sampai sepuluh tahun untuk mengabdi di daerah yang ditentukan. Diharapkan dengan demikian, ujar dia, pemerataan guru bisa meningkat. Baik di desa atau kota bisa mendapat kualitas pendidikan dan merata.
"Penyebaran guru tergantung maping kita nanti. Jadi masih banyak daerah yang berlebih gurunya. Sementara di desa tidak cukup. Ini kedepan tidak bisa lagi seperti ini," ujarnya.
Berdasarkan data yang diterima dari BKN, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Mohammad Ridwan mengatakan Kabupaten Bandung menjadi wilayah dengan jumlah guru terbanyak di Indonesia. Jumlahnya mencapai 11.657 guru. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Kabupaten Pegunungan Arfak yang masuk dalam lingkup Provinsi Papua Barat. Kabupaten ini menjadi wilayah dengan jumlah guru terendah yakni hanya 42 guru.
Jumlah sebaran guru yang tidak merata juga menjadi bahan sorotan Presiden RI Jokowi dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu. Untuk itu pemerintah kemudian perlu lakukan penghitungan kembali terhadap penyebaran ASN agar merata di seluruh Indonesia.