REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Mahasiswa Pencinta Alam dari Universitas Islam Indonesia (UII) pada awalnya telah mengagendakan latihan dan pendidikan dasar bagi pesertanya selama delapan hari.
Namun, di hari ketujuh panitia menghentikan kegiatan dan menarik seluruh peserta dari camp latihan setelah mengetahui salah seorang pesertanya meninggal dunia.
Joko Suratin, pemilik Camp Induk di Dukuh Telogodringo mengungkapkan Mapala UII menyewa camp yang menjadi rumahnya mulai Jumat (13/1). Diksar bertajuk Great Camping itu diagendakan selesai pada Sabtu (21/1) dan kembali pulang ke Yogyakarta pada Ahad (22/1).
"Jumat mereka datang, besoknya langsung mulai kegiatan tadinya mau delapan hari tapi ada kejadian itu jadi tujuh hari langsung pulang," tutur Joko yang juga sebagai aktivis Gunung Lawu saat di temui di kediamannya pada Rabu (25/1) siang.
Joko menjelaskan rumahnya menjadi Camp Induk tempat panitia menyiapkan segala sesuatu untuk kegiatan dan berkomunikasi dengan panitia yang berada di camp latihan.
Di hari kedua pelaksanaan latihan, jelas dia, seorang peserta di bawa dari camp latihan ke camp induk karena mengalami sakit. Begitupun pada hari ketiga, satu orang mengalami sakit dan di bawa ke camp induk. Meski kata dia salah satu di antaranya kemudian kembali mengikuti latihan.
Setidaknya tiga orang meninggal dalam pelatihan tersebut. Polisi menyebut adanya tanda kekerasan terhadap korban.
Baca juga, UII Investigasi Terkait Meninggalnya Mahasiswa Saat Diksar Mapala.