REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Swiss pada Rabu (25/1) memutuskan memperpanjang sampai 31 Maret pelaksanaan langkah pencegahan penyebaran rangkaian flu unggas H5N8.
Tindakan itu dilakukan mengingat "situasi memprihatinkan di Eropa, serta temperatur rendah di Eropa Utara", kondisi yang meningkatkan migrasi burung liar, kata Kantor Kedokteran Hewan dan Keamanan Pangan Federal Swiss (FSVO) di dalam satu pernyataan.
Sehubungan dengan itu, langkah pembatasan dalam upaya mengurangi risiko pencemaran unggas di tempat terbuka dari burung liar yang tertular saat makan dan minum akan terus diterapkan setidaknya selama dua bulan lagi. Burung air yang tertular rangkaian virus flu unggas H5N8 pertama kali dicatat di Swiss pada November 2016.
Menurut FSVO, 121 burung liar telah diperiksa positif sejak itu, meskipun unggas produktif harus diperiksa untuk mengetahui apakah tertular virus yang menyebarkan penyakit tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada November tahun lalu memperingatkan sekalipun penularan rangkaian virus flu unggas H5N8 ke manusia tampaknya tak mungkin, kemungkinan itu tak bisa sepenuhnya dikesampingkan.