REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Hermono, mengatakan kecelakaan kapal pembawa TKI di perairan Tanjung Rhu Mersing, Johor Baru, Malaysia, Senin (23/1) diduga karena kelebihan muatan. Sementara menurut keterangan korba selamat, kapal berjenis speedboat itu karam setelah diterjang ombak besar.
"Jika dilihat dari ukuran kapal, kapasitas normal membawa antara 15-20 orang saja namun kapal mengangkut sekitar 40 penumpang. Diduga kuat penyebab kecelakaan karena kelebihan penumpang dan cuaca buruk," ujar Hermono ketika dikonformasi Republika, Senin (23/1).
Menurut keterangan dari korban yang selamat, kapal terbalik sekitar pukul 04.00 waktu setempat akibat diterjang ombak besar. Di sekitar lokasi musibah juga terdapat banyak batu karang sehingga kemungkinam kapal membentur karang.
Selanjutnya, sekitar pukul 09.15 waktu setempat, warga menemukan tiga jenazah dan dua penumpang selamat. Salah satu penumpang selamat adalah warga negara Malaysia.
Hermono menuturkan, berdasarkan keterangan penumpang selamat, kapal berangkat dari perlabuhan tidak resmi di Tanjung Memban, Nongsa, Batam dengan tujuan Mersing, Johor Bahru.
"Tim SAR Malaysia mulai melakukan pencarian pd pukul 09.30. Sampai dengan kemarin sore berhasil menemukan 16 korban meninggal dunia dan 8 selamat," tambah Hermono