REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengembangkan ratusan desa tangguh. Berdasarkan catatan BPBD Jatim saat ini terdapat sebanyak 270 desa tangguh di 36 kota dan kabupaten yang terus dikembangkan.
Kepala BPBD Jatim Sudarmawan mengungkapkan pengembangan desa tangguh tak lepas dari posisi Jatim yang kerap diintai berbagai bencana. Ia menyebut 464 desa di Jatim dikategorikan sebagai desa dengan Indeks Risiko Bencana (IRB) tinggi.
"Desa tangguh sudah ada di 36 kota dan kabupaten, hanya Kota Mojokerto dan Kota Blitar yang belum ada," katanya pada Kamis (26/1) di Malang. Menurutnya dalam waktu dekat di dua kota tersebut juga akan segera menyusul karena bencana alam tak hanya mengancam perdesaan namun juga perkotaan.
Keberadaan desa tangguh diharapkan dapat membentuk masyarakat yang mandiri. Meningkatnya kapasitas aparat desa menghadapi bencana membuat masyarakat bisa merespons dengan cepat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Mereka yang berhadapan langsung dengan bencana di lapangan mampu menentukan tindakan apa yang dilakukan," jelasnya. Desa tangguh bencana bukan berarti memangkas peran BPBD dan jajaran stakeholder yang berkepentingan. Namun masyarakat bisa sigap merespons bencana sambil menunggu adanya pendampingan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tri Budiarto mengatakan perlunya sosialisasi data bencana kepada masyarakat sebagai upaya antisipasi. "Masyarakat perlu diberi tahu berapa banyak kejadian bencana dan dari mana sumbernya hingga bencana itu bisa terjadi," katanya.