REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Perayaan tahun baru Imlek menjadi keuntungan tersendiri untuk para pedagang pernak-pernik Imlek. Momen pergantian tahun baru Cina tersebut dijadikan kesempatan untuk mengais rezeki bagi sebagian orang.
Salah seorang pedagang yang berjualan di depan Kelenteng Boen Tek Bio, Ahmad (52), mengatakan setiap tahun baru selalu menggelar lapak di depan kelenteng.
"Lumayan, bisa tiga kali lipat (keuntungannya)," ujarnya saat ditemui Republika.co.id sedang berjualan di depan kelenteng, Jumat (27/1).
Pedagang warung kopi harian ini mengaku berjualan pernak pernik Imlek saat saat pergantian tahun imlek saja. Keuntungan yang didapat, kata dia, bisa lebih besar daripada jualan kopi sehari-hari yang ia lakukan.
Ini Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menyambut Imlek
"Ya untungnya bisa lebih besar. Kalau sudah selesai cap gomeh, baru jualan kopi lagi," ujarnya.
Pria asal Kuningan, Jawa Barat tersebut mengaku mendapatkan stok barang dari toko di Jakarta, kemudian dijual ulang di depan Kelenteng.
"Kalau amplop angpau saya jual 10 ribu tiga pak. Kalau lampion kecil 50 ribu, kalau lampion besar 90 ribu," katanya.
Tidak hanya Ahmad yang berjualan di sekitar kelenteng. Warga asli Kalipasir juga ada yang berjualan musiman pernak-pernik tahun baru Imlek. Salah satunya Mahyun (34).
Mahyun mengatakan bisa meraup untung lumayan banyak dari penjualan amplop angpau dan lampion imlek. "Bisa sampai ratusan ribu sehari," kata dia.