Sabtu 28 Jan 2017 05:35 WIB

Bulan Depan, Panglima TNI Paparkan Rencana Pengadaan Alutsista Baru

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Reiny Dwinanda
 Presiden Joko Widodo melihat Alutsista saat kunjungan di Markas Komando Infanteri Kostrad TNI AD , Cilodong, Jawa Barat, Rabu (16/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo melihat Alutsista saat kunjungan di Markas Komando Infanteri Kostrad TNI AD , Cilodong, Jawa Barat, Rabu (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengaku telah mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo terkait rencana pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) baru di tubuh TNI. Rencananya, pada Februari mendatang, Gatot akan memberikan laporan soal pengadaan Alutsista baru kepada presiden.

Menurut Gatot, saat ini Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) masih menyusun dan merancang perencanaan serta kebutuhan pengadaan Alutsista baru di angkatan masing-masing. Nantinya, tiga kepala staf angkatan akan memberikan perencanaan tersebut kepada panglima TNI.

Selanjutnya, panglima TNI akan melaporkan perencanaan pengadaan Alutsista baru itu langsung kepada presiden. ''Bulan Februari nanti, rencananya saya akan memaparkan pengadaan Alutsista baru. Kita tunggu saja,'' ujar Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/1).

Baca juga: Panglima TNI Tunggu Hasil Investigasi Pembelian Helikopter AW101

Sorotan terhadap peremajaan dan pengadaan Alutsista baru memang mencuat pasca sejumlah insiden jatuhnya pesawat militer pada sepanjang 2016. Dalam membahas dan melakukan pembelian serta pengadaan Alutsista, TNI harus berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan. 

Sebelumnya, Pemerintah dan DPR memang telah menyepakati besaran anggaran pertahanan untuk 2017, yaitu mencapai 108 triliun rupiah. Angka ini disebut sebagai yang tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Porsi anggaran 108 triliun rupiah ini akan dibagi secara proporsional untuk anggaran belanja rutin dan belanja barang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement