REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah cukup lama ditunggu-tunggu, pengurus Mapala UII (Mapala Unisi) akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait kasus yang menimpa mereka, Jumat (28/1) sore. Bertempat di Kampus UII Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, mereka mengungkapkan alasan mengapa baru bisa sekarang menanggapi peristiwa The Great Camping (TGC) 2017 yang menewaskan tiga peserta tersebut.
"Kami selaku pengusu Mapala Unisi meminta maaf baru bisa sekarang memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada teman-teman media. Ketika musibah ini kami dapatkan, kami selaku organisasi resmi yang bernaung di bawah Rektorat UII langsung mengadakan komunikasi dan koordinasi secara cepat sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Ketua Mapala Unisi, Imam Noorizky, dalam konferensi pers kemarin.
"Kemudian dari hasil koordinasi tersebut disepakati bahwa semua informasi yang akan disampaikan masyarakat dan media terkait musibah ini hanya akan disampaikan oleh Humas UII agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita dan menghindari kesalahpahaman penyampaian. Mohon maaf untuk hal ini," lanjutnya.
Imam menambahkan, saat ini pihak Rektorat UII sudah membentuk tim investigasi dan tim pencari fakta yang terdiri dari unsur-unsur yang kredibel. Sampai saat ini tim-tim bentukan tersebut juga sudah bekerja secara maraton untuk segera dapat menemukan apa yang menjadi penyebab kejadian tersebut. "Kami mengimbau kepada seluruh anggota dan seluruh masyarakat untuk percaya dan bersabar menunggu hasil dari tim yang telah dibentuk yang sampai saat ini masih bekerja," kata Imam.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang peserta TGC 2017 Mapala Unisi meninggal dunia. Mereka adalah Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurpadmy. Sementara beberapa peserta lainnya luka-luka saat mengikuti Diksar TGC 2017 yang diadakan di Hutan Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah itu.