Ahad 29 Jan 2017 11:09 WIB

Inggris dan Turki Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Recep Tayyip Erdogan (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Recep Tayyip Erdogan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Inggris Theresa May menggelar pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan guna meningkatkan perdagangan kedua negara. May setuju melakukan kesepakatan pertahanan sebesar 125 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,67 triliun, pada pertemuan di Ankara, Turki, Sabtu, (28/1).

Turki sendiri menjadi satu dari dua negara yang dikunjungi May untuk pertama kalinya sebagai perdana menteri. Sebelumnya, May datang ke Washingtob dan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mempromosikan perjanjian perdagangan bilateral demi memperkuat negaranya setelah keluar dari Uni Eropa.

May menyebut Turki sebagai sahabat lama Inggris. Erdogan pun memuji sikap Inggris yang berbeda dengan negara Barat lain yang biasanya mengritik represif terhadap oposisi, setelah kudeta militer pada 15 Juli 2016 yang gagal menumbangkan dirinya.

"Saya bangga Inggris berdiri dengan kami pada 15 Juli tahun lalu dalam membela demokrasi. Turki menopang demokrasi, mempertahankan supremasi hukum dan pemerintah sudah melakukan serta menjunjung tinggi kewajiban hak asasi," jelas Erdogan, seperti dikutip Reuters, Ahad, (29/1).

Menurut May, kedua negara sepakat membentuk kelompok kerja bersama pasca Brexit dan akan mengembangkan program kemanan penerbangan. Kedua negara lalu menandatangani kesepakatan pertahanan senilai 100 juta poundsterling untuk meningkatkan jet tempur Turki.

May juga memuji kesepakatan yang melibatkan BAE System Inggris dan Turki Aerospace Industries dalam mengembangkan program pesawat tempur TF-X Turki. "Inggris merupakan negara besar, bangsa pedagang dan kami terbuka untuk bisnis," ujar Erdogan.

Erdogan berhadap, Turki bisa meningkatkan perdagangan dengan Inggris hingga 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 267 triliun. Kini, nilai perdagangan kedua negara sebesar 15,6 miliar dolar AS.

May sendiri tengah gencar melakukan perjanjian perdagangan bilateral sesudah Inggris keluar dari Uni Eropa. Mereka sedang membahas proses pembicaraan resmi pada akhir Maret untuk benar-benar meninggalkan Uni Eropa. Juru bicara May mengatakan, Turki menjadi negara ke-13 sebagai tempat Inggris mendirikan kelompok perdagangan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement