Ahad 29 Jan 2017 15:31 WIB

Kebijakan Trump Hancurkan Mimpi Pengungsi Suriah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Ammar Sawan, pengungsi asal Suriah, melangkah penuh harapan untuk pindah ke Amerika Serikat (AS) musim gugur lalu. Mimpinya demi mendapat hidup lebih baik, tiba-tiba hancur, ketika Presiden Donald Trump melarang pengungsi Suriah datang ke AS sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Sawan mengetahui larangan itu melalui siaran televisi di apartemen kecilnya di ibukota Yordania, Amman. "Ketika kami mendengar kebijakan itu, seperti tersambar petir. Semua harapan dan impian kami lenyap," kata pria 40 tahun itu, Sabtu (29/1), dilansir ABC News.

Sawan melarikan diri dari pinggiran Moadamiyeh, Damaskus, pada 2012, setelah rumahnya diserang milisi pro-Assad. Istrinya, Sanaa (35 tahun), dan tiga anaknya mengikutinya setahun kemudian. Pasangan ini memiliki anak keempat di Yordania tahun lalu.

Keluarga Sawan berjuang untuk membayar uang sewa apartemen dan membayar biaya sekolah. Sawan mendapatkan uang dari pekerjaan paruh waktu sebagai tukang perabot.

Sawan mengaku merasa khawatir akan intimidasi yang diterima anak-anaknya di sekolah. Anak sulungnya, Khaled (15 tahun), mengatakan siswa Yordania kadang-kadang mengajak berkelahi teman-teman dari Suriah.

Sawan dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan keamanan putaran pertama untuk bermukim di AS pada Oktober mendatang. Saat merasa kehidupan baru di AS dalam jangkauan, ia bermimpi akan mendapatkan pendidikan layak bagi anak-anaknya dan pendapatan yang stabil untuk keluarganya.

"Mimpi saya, bahkan sebelum perang di Suriah, adalah untuk tinggal di Amerika. Sekarang saya kecewa dengan Amerika. Kami bukan teroris dan kami tidak mendukung terorisme," katanya.

Trump pada Jumat (27/1) memutuskan untuk menghentikan semua penerimaan pengungsi ke AS selama empat bulan dan melarang masuknya pengungsi Suriah tanpa batas waktu. Trump juga mengeluarkan larangan kunjungan selama 90 hari ke AS untuk tujuh negara mayoritas Muslim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement