Ahad 29 Jan 2017 17:41 WIB

Kapal Pembawa 28 Turis Cina Hilang di Malaysia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Kapal tenggelam/ilustrasi
Foto: pixabay
Kapal tenggelam/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA KINABALU -- Sebuah kapal wisata tenggelam di perairan Tanjung Aru, Sabah, pulau Kalimantan, Malaysia, Sabtu (28/1). Kapal tersebut dilaporkan membawa 31 penumpang, termasuk 28 wisatawan dari Cina, satu kapten, dan dua awak kapal.

Kapal meninggalkan Kota Kinabalu, ibukota negara bagian Sabah, Malaysia, sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju Pulau Mengalum, sebuah pulau yang terkenal memiliki pantai dan tempat menyelam yang indah.

Kapal dilaporkan hilang sekitar pukul 09.50, setelah gagal mencapai Pulau Mengalum. Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) Sabah dan Labuan segera meluncurkan operasi pencarian setelah mendapat laporan kehilangan. "Pemilik kapal melaporkan kehilangan pada Sabtu (28/1) malam dan kami telah memulai misi pencarian dan penyelamatan," kata awil Kamsari, juru bicara MMEA.

The Star Online melaporkan, kapten dan dua awak kapal berhasil ditemukan pada Ahad (29/1) sore di perairan antara Pulau Tiga dan lokasi pengeboran minyak lepas pantai. Awak kapal mengaku telah membantu para penumpang untuk memakai jaket pelampung saat kapal mulai tenggelam. "Belasan korban selamat terapung di tengah laut, menunggu tim penyelamat," ujar pernyataan yang dikeluarkan Kantor Konsulat Jenderal Cina di Kota Kinabalu.

Kantor Konsulat juga telah menghubungi pemerintah negara bagian Sabah dan mendesak mereka untuk melakukan semua yang mereka bisa demi menyelamatkan para wisatawan. Dilansir dari Bernama, MMEA menggunakan satu kapal patroli Kilat 36 untuk melakukan operasi pencarian korban di hari pertama. Kapal patroli Kilat 36 dan Kilat 39, serta kapal KM Berani, kemudian ikut bergabung dalam operasi pencarian di hari kedua.

Wakil Direktur MMEA, Rahim Ramli, mengatakan cuaca buruk menghambat upaya pencarian seluas 1.374 kilometer persegi. Dalam operasi itu, MMEA dibantu oleh Royal Malaysian Navy (RMN) dan Marine Operations Force (MOF). "Kami melihat angin kencang dan perairan berombak," ujar Ramli.

Kepala RMN, Ahmad Kamarulzaman Ahmad Badaruddin, mengatakan insiden tenggelamnya kapal sangat menyedihkan karena terjadi saat perayaan Tahun Baru Cina. Ia mengaku telah mengerahkan kapal KD Ganas dan pesawat jenis C130 untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. "Saya sama seperti semua keluarga korban yang ada di dalam kapal, berharap adanya kemajuan dalam pencarian dan penyelamatan. Pasukan kami akan melakukan yang terbaik," kata Menteri Pariwisata Sabah, Masidi Manjun.

Kementerian Luar Negeri Cina sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan ada sekitar 20 wisatawan Cina yang ikut tenggelam bersama kapal wisata Malaysia. Kemudian, Kantor Konsulat menegaskan sedikitnya ada 28 warga negara Cina di dalam kapal tersebut.

Insiden tenggelamnya kapal wisata ini terjadi satu pekan setelah sebuah kapal pengangkut TKI ilegal juga tenggelam di perairan Tanjung Rhu, Johor, Malaysia. Kapal tersebut mengangkut 40 penumpang dari Pulau Batam, yang rencananya akan menuju Johor Baru.

Sebanyak 16 orang tewas dalam kecelakaan itu, beberapa di antaranya ditemukan di perairan Bintan dan Batam. Belasan lainnya yang selamat dari kecelakaan, dilaporkan melarikan diri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement