Senin 30 Jan 2017 17:54 WIB

Jokowi Kumpulkan Ribuan Personel TNI dan Polri di Solo, Ada Apa?

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan jajaran TNI/ Polri hingga lebih dari 2.000 personel se-Solo Raya di Jalan Slamet Riyadi Laweyan, Kota Surakarta, Senin (30/1) sore. Hal tersebut dalam rangka silaturahim Kepala Negara dengan jajaran TNI/Polri di wilayah itu.

"Total tadi terkumpul 2.617 TNI/Polri. Kenapa kita harus berkumpul bertemu dan kenapa di Solo Raya, di Solo tadi sudah disampaikan Kapolri jelas sekali, disampaikan Panglima TNI juga sudah jelas sekali," kata Presiden Jokowi mengawali sambutannya.

Acara itu digelar di Solo Raya mengingat selama ini banyak kasus terkait radikalisme, intolerensi, dan terorisme pelakunya berasal dari wilayah tersebut.

"Kita tahu semuanya hal-hal yang berkaitan dengan terorisme yang di sini mesti, kalau saya mendapatkan laporan ada peristiwa apa pasti satu dua ada yang dari wilayah Solo Raya. Ini sehingga kita memerlukan pendekatan-pendekatan yang lebih baik agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa kita cegah," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam laporannya mengatakan Solo Raya mendapatkan atensi khusus karena termasuk dalam wilayah rawan kasus terorisme dan terdapatnya jaringan radikal serta jaringan terorisme.

Bahkan beberapa pelaku aksi terorisme diketahui kemudian berasal dari Solo Raya, termasuk kasus bom di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, penangkapan di Surabaya, dan di Tangerang Selatan.

Hal itu juga disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang menegaskan bahwa beberapa kasus terorisme pelakunya beberapa di antaranya dari Solo Raya. Oleh karena itu, dalam silaturahim dengan jajaran TNI/Polri, Presiden Jokowi menyampaikan pengarahan langsung terkait keamanan di Tanah Air.

"Berkaitan dengan keamanan kenapa kita mengumpulkan sampai ke yang paling di depan, Babinsa, Babinkamtibmas, karena mereka yang pertama sering mendapatkan informasi baik yang berkaitan dengan kejahatan, keamanan, terorisme. Mereka yang pertama," ujar Presiden.

Dengan begitu, kata dia, jika mekanisme penyerapan informasi dari jajaran terbawah hingga ke atas benar dan efektif maka kejadian-kejadian yang tidak diinginkan bisa dicegah melalui upaya preventif yang dilakukan.

"Kita ingin seluruh wilayah di Indonesia ini aman, jika informasi dari atas ke bawah itu betul-betul bisa lurus semuanya, ngerti semuanya apa sih yang harus dilakukan, oleh sebab itu perlu penyampaian langsung seperti ini. Disampaikan langsung juga tadi oleh Kapolri, oleh Panglima TNI. Bisa betul-betul tegak lurus betul," katanya.

Hal serupa kata Presiden juga akan dilakukan di daerah lain. Apalagi saat ini yang menurut dia, banyak ancaman terutama infiltrasi yang sering tidak dirasakan mulai menyerang Indonesia.

"Perang sekarang itu bukan menguasai teritori tapi melemahkan ekonomi, finansial, budaya, ideologi, yang bahaya justru di sini dan membangun persepsi hal-hal seperti itu yang tidak kita sadari," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan pengarahan langsung kepada ribuan jajaran TNI/Polri se-Solo Raya. Ribuan jajaran TNI/Polri duduk secara acak berselang-seling antara anggota TNI dan Polri sehingga tampak terlihat akrab satu sama lain dalam acara tersebut.

Sejumlah pejabat yang mendampingi Presiden selain Kapolri dan Panglima TNI di antaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement