REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang melarang warga dari negara mayoritas Muslim seperti Irak, Suriah, Iran, Yaman, Sudan, Libya dan Somalia masuk ke Amerika menimbulkan keprihatinan para pemimpin dunia. Banyak pemimpin dunia yang mengecam kebijakan Trump yang diskriminatif.
Menteri Luar Negeri Irlandia, Charlie Flanagan mengatakan, kebijakan imigrasi AS merupakan urusan Pemerintah AS. "Namun sudah terlihat jelas bahwa kebijakan AS tersebut berdampak pada masalah kemanusiaan dan hubungan AS dengan komunitas Muslim global," katanya seperti dilansir Guardian, Ahad, (29/1).
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau melalui Twitter-nya menyindir AS dengan menyatakan, semua orang yang lari dari penyiksaan, teror, perang, silakan datang, warga Kanada menyambut kalian. "Kami tak mempermasalahkan agamamu, perbedaan adalah kekuatan kita, #WelcomeToCanada."
Menteri Luar Negeri Iran Javad Sarif mengatakan, kebijakan Trump akan ditulis dalam sejarah sebagai hadiah terbesar bagi para ekstremis dan pendukungnya. "Diskriminasi secara kolektif akan memperdalam kesalahan dan mempermudah teroris untuk merekrut anggotanya karena meningkatkan kebencian."
Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallström mengatakan, ia prihatin dengan kebijakan Trump. Kebijakannya meningkatkan kecurigaan antar orang.