Senin 30 Jan 2017 19:35 WIB

Maskapai JAL Mulai Menyaring Penumpang Muslim Sebelum ke AS

japan airlines
japan airlines

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO- Japan Airlines Co (JAL) pada hari Senin mengatakan telah memulai penyaringan penumpang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim yang terdampak oleh aturan larangan bepergian dari Presiden Trump sebelum berangkat ke Amerika.

Juru bicara dari maskapai terbesar kedua di Jepang itu menyampaikan akan menghubungi otoritas kepabean dan Perlindungan Perbatasan Amerika apabila warga negara yang dimaksudkan memasuki bandara sebelum keberangkatan untuk memastikan apakah mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Amerika.

Sebelumnya, Departemen Keamanan Nasional Amerika menyampaikan warga pemegang Kartu Hijau, yang membuat pemiliknya mendapat izin tinggal permanen secara sah di negara tersebut, tetap masuk dalam perintah eksekutif Presiden Trump yang untuk sementara mencegah warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim memasuki Amerika Serikat.

"Aturan ini akan membatasi pemegang Kartu Hijau," tutur Gillian Christensen selaku juru bicara Departemen Keamanan Nasional dalam surat elektronik.

Seorang pejabat Gedung Putih memberikan klarifikasinya mengenai situasi tersebut, dengan mengatakan pemegang Kartu Hijau yang sudah meninggalkan Amerika Serikat dan ingin kembali diimbau untuk mengunjungi Kedutaan Besar atau Konjen Amerika Serikat untuk menjalani proses pemeriksaan tambahan.

"Anda akan diizinkan untuk masuk kembali ke Amerika Serikat menunggu pemeriksaan ulang rutin," kata pejabat tersebut menjelaskan.

Perintah eksekutif presiden yang baru dilantik pada 20 Januari itu mengatur larangan masuk bagi tujuh negara mayoritas muslim yakni Suriah, Iran, Irak, Yaman, Sudan, Somalia, dan Libya selama 90 hari ke depan serta penundaan penerimaan pengungsi selama 120 hari.

Para pendatang yang sesuai dengan kriteria tersebut dan dalam perjalanan menuju AS pada Jumat sore saat Trump menandatangani dokumen tersebut, ditahan dan dihentikan setibanya di bandara Amerika Serikat.

Begitu pula pengunjung yang telah memiliki visa resmi dan tiket pesawat menuju AS juga dicegah untuk terbang, beberapa bahkan terjebak di luar negeri saat transit perjalanan, segera setelah maskapai penerbangan dan bandara asing memahami dan mematuhi kebijakan imigrasi terbaru AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement