REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua KPU Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Ahmad Suja'i, berharap tingkat partisipasi warga dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Banten tinggi. Karena itu, ia pun mengimbau agar warga yang telah memiliki hak pilih, yakni minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah agar datang ke TPS untuk menyampaikan pilihannya.
"Kita berharap partisipasi warga tinggi, dan dengan sosialisasi yang gencar kami lakukan pada berbagai kalangan, termasuk pelajar, optimis akan seperti itu (tinggi)," katanya di Pandeglang, Senin (30/1).
Ia mengaku tidak bosan mengajak warga Banten datang ke TPS untuk mencoblos pada 15 Februari 2017 mendatang. Ahmad menyatakan, dalam menyampaikan pilihannya hendaknya dilakukan secara bijak dengan mengikuti hati nurani berdasarkan visi dan misi yang disampaikan pasangan calon atau tim pemenangannya.
"Jangan memilih karena iming-iming atau lainnya. Berikan hak pilih sesuai hati nurani. Pilih pasangan calon yang dinilai akan mempu mengemban amat yang diberikan oleh masyarakat," ujarnya.
Ketua Pokja Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat KPU Pandeglang Ida Jahidatulfalah menyatakan belum lama ini telah digelar semarak pilkada yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan. "Ada dua hal penting dari kegiatan itu, yakni untuk menyosialisasikan penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten dan sebagai media untuk menanamkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan hak pilihnya," ujarnya.
Pilgub Banten diikuti dua pasangan calon, yakni Wahidin Halim-Andika Hazrumy dan Rano Karno-Embas Mulya Syarief. Pasangan Wahidin-Andika diusung tujuh partai politik, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PKB, Partai Hanura, dan Partai Amanat Nasional, dengan total kursi di DPRD sebanyak 57 kursi. Sedangkan Rano-Embay dukung tiga partai, yakni PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Nasdem dengan total 17 kursi di DPRD Provinsi Banten.
Jelang Pilgub Banten, KPU pun menggelar debat putaran kedua yang menyedot cukup banyak perhatian publik. Hasil pengamatan langsung melalui aplikasi khusus yang dibuat untuk memantau atensi publik dan dukungan saat dan pascadebat menunjukkan, pasangan Wahidin-Andika mendapat respon positif cukup tinggi ketimbang lawannya.
Husnul Khotimah, analis dan pemantau dari Kelompok Diskusi Demokrasi Digital Indonesia (KoD3 Indonesia) menjelaskan, pengalaman Wahidin dalam mengelola pemerintahan selama 10 tahun sebagai wali kota Tangerang yang sarat prestasi terlihat saat debat. "Publik mengapresiasi kepiawaian dan penguasaan materi oleh Pak WH ini, respon positif atas WH sampai di angka 86 persen sementara RK mendapat 61 persen. Demikian juga respon atas penguasaan materi Andika Hazrumy, dinilai lebih baik dari Embay. Andika mendapat respon positif sebesar 87 persen sementara Embay mendapat 48 persen," kata Husnul yang juga koordinator nasional KoD3 Indonesia.
Ia berkata isu peredaran narkoba di Provinsi Banten yang menjadi bahasan dalam debat juga dimenangkan pasangan Wahidin-Andika. "Publik menilai pasangan ini lebih taktis akan bertindak sesuai kewenangan yang dimiliki gubernur dan wagub, sementara paslon lain lebih banyak beropini. Paslon WH-Andika mendapat respon positif sebesar 78 persen dalam menjawab persoalan narkoba, sementara Rano-Embay mendapat 61 persen," ujarnya.
Respon publik atas debat kandidat pilkada Banten, kata dia, dilihat dari respon netizen dan pengguna sosial media secara real time. Husnul menegaskan lembaganya memantau pembicaraan pengguna sosial media khususnya Twitter dan Facebook dan menanyakan respon langsung mereka atas debat dengan memberi beberapa pertanyaan dan penilaian netizen atas debat tersebut.