REPUBLIKA.CO.ID, GIMHAE – Mungkin ini peristiwa yang jarang terjadi. Buku karya penulis Indonesia diluncurkan di luar negeri.
Buku tersebut berjudul “Ditolong Allah”, karya Ismyah Rokayah. Peluncuran (grand launching) buku yang diterbitkan oleh Khazanah Mimbar Plus itu diadakan di Gimhae, sekitar empat jam perjalanan dari Seoul, ibukota Korea Selatan, Senin (30/1/2017).
Pelaksananya adalah Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Korea Selatan, bekerja sama dengan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Penerbit Khazanah Mimbar Plus. “Alhamdulillah, grand launching buku ‘Ditolong Allah' dihadiri ribuan Muslim Indonesia yang tinggal di Korea Selatan,” ungkap sang penulis, Ismyah Rokayah melalui daring kepada Republika.co.id, Selasa (31/1/2017).
Ismyah menambahkan, dalam kesempatan tersebut Penerbit membawa 250 eksemplar buku 'Ditolong Allah'. “Seluruh buku tersebut habis terjual, bahkan banyak yang tidak kebagian,” tuturnya.
Ismyah menjelaskan, buku tersebut dijual 10.000 won atau sekitar Rp 120 ribu. “Seluruh hasil penjualan buku tersebut diserahkan ke panitia KMI untuk membantu pengembangan dakwah di Korea. Baik untuk pembangunan masjid, mushala dan lain sebagainya,” ujar Ismyah.
Sumbangan tersebut secara simbolik diserahkan oleh Pimpinan BMH Marwan Mujahidin, yang juga ikut hadir dalam acara tersebut. “Untuk cetakan pertama buku ini, Penerbit Khazanah Mimbar Plus bekerja sama dengan BMH. Seluruh hasil penjualan buku ‘Ditolong Allah’ cetakan pertama disalurkan melalui BMH,” papar Ismyah.
Buku 'Ditolong Allah' mengungkapkan pengalaman hidup sang penulis yang senantiasa ditolong Allah. Tentu saja banyak cobaan hidup yang ia alami, namun ia selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
Berkah pertolongan Allah, ia bisa keliling Indonesia gratis. Tak hanya itu, ia pun ditolong Allah untuk keliling dunia gratis, ke Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, Cina, Kamboja, Vietnam, India, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Maladewa (Maldives) hingga Jepang. Yang sangat istimewa, ia pun bisa berumrah dan berhaji, baik bersama suami, ibu tercinta, maupun ibu mertua.
Penulis menegaskan, kunci semua itu adalah selalu hidup di jalan Allah, sehingga hidup menjadi berkah. “Ketika kita menempuh jalan Allah, keridhaan, ketenteraman, kebahagiaan, dan keberkahan akan kita dapatkan. Pahit manis kehidupan sudah cukup menjadi dalil dan bukti bahwa hidup di dalam jalan-Nya selalu mendatangkan keberkahan.” (lihat: hlm 36)