REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sejumlah peneliti mengusulkan penggantian nama "Orcaella brevirostris" atau lumba-lumba air tawar yang berada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
"Selama ini, nama Inggris dari Pesut Mahakam 'Irrawaddy Dolphin' karena jenis lumba-lumba air tawar itu memang pertama kali ditemukan di Sungai Irrawaddy di Myanmar," ujar Peneliti Yayasan Konservasi "Rare Aquatic Species of Indonesia" (RASI) Danielle Kreb, dihubungi Antara di Samarinda, Selasa (31/1).
Para peneliti kata Danielle Kreb saat ini tengah menulis hasil penelitian terkait penggantian nama Inggris Pesut Mahakam dari Irrawaddy Dolphin menjadi Mahakam Dolphin.
Peneliti yang tengah menyusun tulisan untuk dimuat pada jurnal internasional sebagai salah syarat penggantian nama Pesut Mahakam itu lanjut Danielle Kreb diantaranya, peneliti tulang Pesut Mahakam asal Australia termasuk data terkait dari hasil laboratorium tentang anatomi dan DNA Pesut Mahakam di Bali.
"Data-data tentang Pesut Mahakam itu baik data dari saya sebagai peneliti ekologi dan morfologi ekologi luarnya, akan digabungkan dengan hasil penelitian tulang-belulang yang dilakukan seorang peneliti asal Australia termasuk data hasil laboratorium di Bali, kemudian ditulis lalu dimuat pada jurnal internasional," tuturnya.
"Tulisan yang dimuat di jurnal itu kemudian diulas dan ditanggapi oleh ilmuwan dan peneliti lain dan jika disetujui itu artinya nama Inggris Pesut Mahakam yakni Mahakam Dolphin secara resmi bisa dipakai karena sudah diakui oleh para ilmuwan," jelas Danielle Kreb.
Penggantian nama itu menurut Danielle Kreb karena Pesut Mahakam memang berbeda dengan lumba-lumba lainnya, baik dari faktor DNA, maupun ekologi dan fisiologi termasuk akustik atau suara.
"Penggantian nama itu agar orang lebih paham bahwa itu memang sudah berbeda. Namun, ini baru sekedar usulan yang akan ditulis berdasarkan hasil penelitian kemudian dipublikasikan selanjutnya diulas oleh para ahli dan jika banyak yang menyetujui berarti penggantian nama itu bisa terapkan," papar Danielle Kreb.