Rabu 01 Feb 2017 02:20 WIB

Selain Alami Kekerasan, Anak Panti Asuhan di Riau Juga Dijadikan Pengemis

Pengemis anak
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Pengemis anak

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau menduga anak-anak yang ditelantarkan di panti asuhan Yayasan Tunas Bangsa Kota Pekanbaru juga dieksploitasi untuk dijadikan pengemis dan peminta-minta.

"Yang pernah melihat Bhabinkamtibmas dan RT/RW nya sendiri, setiap pagi mereka dibawa oleh mobil Pick up kemudian setelah magrib pulangnya," kata Ketua LPA Riau Esther Yuliani di Pekanbaru, Selasa (31/1).

Dia mengatakan keterangan tersebut akan terus ditelusuri guna mengungkap kebenarannya dan tidak berhenti sampai penetapan tersangka atas dugaan penelantaran saja. "Ini akan kita telusuri, tidak hanya putus sampai di sini," ujarnya.

Penyidik Polresta Pekanbaru pada hari ini menetapkan pemilik Yayasan Tunas Bangsa Lili Nurhayati (49) sebagai tersangka.

Dalam perkara ini, penyidik menjerat tersangka dengan Pasal 80 ayat 2 dan ayat 3 Juncto Pasal 76 C Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Tersangka diduga sengaja melakukan tindak kekerasan kepada anak-anak di panti asuhan pimpinannya hingga berujung meninggalnya bayi berusia 1,8 tahun bernama M Zikli. Meninggalnya bayi itu sendiri seolah menjadi pembuka seluruh kedok yang dilakukan oleh tersangka.

Mulai dari ditemukannya lima anak hingga puluhan orang dewasa dan lansia dengan gangguan jiwa dan dua panti lainnya yang tidak terurus. Saat ini LPA dan Dinsos Riau baru menyelamatkan lima anak, terdiri dari empat anak laki-laki berusia 1-3 tahun dan bayi perempuan berusia 18 bulan.

Sementara keterangan yang diperoleh LPA dan Dinsos Riau, terdapat 12 anak yang diasuh oleh tersangka, yang keseluruhannya diduga ditelantarkan dan dieksploitasi. Tujuh anak lainnya hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Kak Seto yang berkunjung ke Pekanbaru pada Selasa (31/1) kemarin meminta agar anak-anak itu dapat segera ditemukan karena mereka sangat rentan kekerasan.

Sementara itu, Esther menambahkan jika pihaknya akan terus mengontrol anak-anak yang kini diamankan di rumah aman Dinsos Riau. "Kak Seto mengingatkan saya untuk terus dikontrol, meskipun sudah di panti dan diamankan. Kita tetap dalam kontrol kita," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement