REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel mengumumkan rencana baru untuk membangun lebih banyak permukiman di tanah okupasi Tepi Barat, Selasa (31/1). Sebanyak 3.000 unit rumah disahkan lagi dalam pengumuman ketiga setelah Presiden Donald Trump menjabat.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Israel mengatakan keputusan itu lagi-lagi untuk memenuhi permintaan perumahan. Kementerian Pertahanan bertugas mengatur lahan yang sita dalam perang 1967.
Pengumuman ini dilakukan saat persiapan pengusiran 330 pemukim dari luar Tepi Barat mulai dilakukan. Mahkamah Agung memutuskan pemukim dari area Amona itu harus sudah dipindahkan pada 8 Februari.
MA memutuskan permukiman Yahudi Amona ilegal karena dibangun di tanah milik warga Palestina. Sepekan lalu, Israel juga baru mengumumkan rencana pembangunan 2.500 unit perumahan di Tepi Barat. Keputusan ini dikecam PBB.
Sementara, Trump tidak mengeluarkan pernyataan yang memberatkan Israel. Menurut Juru bicara presiden, Trump dan PM Benjamin Netanyahu akan bertemu di Washington pada 15 Februari. Mereka mungkin membahas permukiman ini.
Kebisuan Trump membuat Israel lebih agresif menjarah lahan. Pengumuman pada Selasa menjadi ketiga setelah yang pertama sebanyak 560 unit rumah di Yerusalem Timur.