Rabu 01 Feb 2017 10:20 WIB

Dubai Terapkan Strategi Baru Pengembangan Ekonomi Islam

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Ekonomi Islam (ilustrasi)
Foto: Reuters
Ekonomi Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI --- Dubai Islamic Economy Development Centre (DIEDC) meluncurkan strategi pengembangan industri keuangan islam untuk 2017-2021. Secara garis besar, ada dua strategi pendekatan baru yang dilakukan oleh DIEDC yakni fokus pada pengembangan sistem ekonomi islam termasuk mengidentifikasi indikator kinerja untuk memantau pertumbuhan sektor penting, serta mengukur kontribusi industri keuangan islam terhadap perekonomian nasional.

Kemudian, strategi yang kedua yakni meliputi peningkatan status Dubai sebagai pusat referensi keuangan islam global, industri, standar perdagangan, dan tujuan wisata halal. Chairman of Dubai Executive Council and General Supervisor Dubai Capital of Islamic Economy Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum mengatakan, ekonomi islam memiliki akar yang kuat di masa sekarang dan juga masa depan. Kemajuan ekonomi islam tidak berarti tanpa adanya keberlanjutan, keamanan finansial, dan stabilitas ekonomi.

"Keberhasilan kami akan bergantung pada kreativitas dalam mengembangkan teknologi dan inovasi dalam ekonomi islam," ujar Sheikh Hamdan dilansir Zawya, Rabu (1/2).

Untuk mengembangkan teknologi dan inovasi dalam industri keuangan islam diperlukan penguatan sumber daya insani. Oleh karena itu, menurut Sheikh Hamdan, industri ekonomi islam harus mengandeng para generasi muda yang memiliki keterampilan di bidang teknologi untuk bersama-sama memajukan industri.

Pada 2013 lalu, pemerintah Dubai telah menginisiasi pembentukan Dubai sebagai ibu kota Ekonomi Islam. Menurut Sheikh Hamdan, visi dari inisiasi tersebut yakni membangun sebuah ekosistem yang dapat menginspirasi generasi muda untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera. Strategi baru DIEDC diharapkan dapat mencapai tujuan utamanya yakni Dubai dapat menjadi pemimpin dalam pertumbuhan sektor ekonomi islam di skala lokal, regional, maupun global.

Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus dalam strategi tersebut yakni keuangan islam, sektor halal, dan gaya hidup islam yang mencakup budaya, seni, fashion dan pariwisata. Sementara itu, pengetahuan, standar, dan digital ekonomi islam berperan penting sebagai pendukung ketiga pilar tersebut terutama dalam membentuk lingkungan yang kondusif untuk investasi berkelanjutan dan pembangunan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement