Rabu 01 Feb 2017 16:09 WIB

Menteri PPPA: Anak dan Perempuan Dirugikan dalam Industri Penyiaran

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Winda Destiana Putri
Tayangan televisi yang tidak sehat untuk ditonton publik.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Tayangan televisi yang tidak sehat untuk ditonton publik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise meminta agar tayangan-tayangan di Indonesia lebih edukatif dan produktif kepada anak. Menurutnya, tayangan-tayangan yang ada selama ini tidak ramah anak karena selalu menampilkan unsur kekerasan dan tidak sedikit pornografi.

Hal itu juga yang ia sampaikan saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara KPI dan KemenPPPA pada Rabu (1/2). Ia meminta peran Komisi Penyiaran Indonesia dalam hal membenahi industri penyiaran Indonesia yang menurutnya sudah mengkhawatirkan bagi anak-anak dan perempuan.

"Saya pikir ini satu komitmen yang bagus, kita minta agar tayangan-tayangan ini ke depan lebih edukatif dan memenuhi kebutuhan anak-anak, kasian anak-anak Indonesia," kata Yohana di Kantor KPI Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu (1/2).

Ia menilai, tayangan yang ramah terhadap anak sudah jarang dijumpai di industri penyiaran Indonesia. Anak-anak saat ini justru disuguhkan tayangan yang tidak seharusnya ditonton oleh anak seusianya, yang tentu mempengaruhi tumbuh kembang anak.