Kamis 02 Feb 2017 01:43 WIB

Pemerintah Ingin Perbaiki Irigasi dan Bangun Embung

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Persawahan di Bali dengan sistem irigasi subak
Foto: in-tourism.com
Persawahan di Bali dengan sistem irigasi subak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan untuk melakukan perbaikan irigasi yang rusak dan membangun embung di desa-desa. Embung dan perbaikan irigasi ini ditargetkan bisa mengairi lahan seluas 100 hingga 200 hektare dalam tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, komitmen ini dipatok untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan dan harga bahan pokok di tahun ini. Salah satu tujuannya juga untuk menjaga gejolak inflasi.

“Persoalan kita saat ini adalah irigasi. Kita perlu membangun kantong-kantong air kecil atau embung sebanyak mungkin di desa-desa. Bendungan besar dengan biaya yang mahal dampaknya akan sangat lama untuk sampai ke hasil panen,” ujar Darmin, Rabu (1/2).

Rencananya, pemerintah akan berusaha membangun lumbung-lumbung desa dan memperbanyak pengadaan pengering atau dryer sehingga hasil panen dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Langkah ini diambil untuk menjaga pasokan. Sedangkan untuk menjaga pasokan gula, Perum Bulog telah merealisasikan pembelian gula dari PTPN XIV sebesar 26.500 ton dan penjualan sebesar 20.983 ton.

Stok yang dimiliki Bulog per akhir Januari 2017 tercatat sebesar 264.623 ton. Bulog lantas menambah persediaan hingga menjadi sebesar 653.261 ton untuk memenuhi kebutuhan hingga Juli tahun ini.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim, harga beras saat ini sudah mengalami perbaikan. Hanya saja, ia menyebutkan masih ada tujuh kabupaten di Indonesia yang harga berasnya di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). "Jadi kami segera bergerak cepat. Bulog sudah bergerak cepat," katanya.

Di sisi lain, Amran sempat menyinggung bahwa komoditas cabai rawit merah yang harganya sempat melambung di awal tahun ini tak menyumbang inflasi secara signifikan. Ia menilai, justru cabai keriting dan cabai besarlah yang lebih banyak dikonsumsi masyarakat sehingga sumbangannya ke inflasi lebih tinggi.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menjelaskan, pihaknya terus bergerak untuk menyerap beras di tujuh kabupaten yang harganya anjlok. Pihaknya juga menegaskan akan melakukan intervensi untuk terhadap kenaikan harga gabah dengan melempar pasokan saat harga naik. "Kita kan bicara ke konsumen, kalau lampaui batas, atas intervensi. Kita masih ada stok yang cukup," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement