Kamis 02 Feb 2017 16:24 WIB

Israel Bangun Ribuan Unit Rumah Ilegal, Trump Diam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel akan membangun ribuan unit rumah ilegal di Tepi Barat.  Langkah agresif Israel ini diduga karena pengaruh Presiden AS, Donald Trump.

Miliarder New York tersebut mengindikasikan dukungan dari segala sisi. Sejak pengumuman ekspansi, Trump tidak pernah mengeluarkan pernyataan kecaman.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu percaya diri AS berada di pihaknya. "Kami akan tetap membangun dan terus melakukannya," kata dia pekan lalu, merujuk pada rencana ekspansi permukiman.

Netanyahu mengakui kepresidenan Trump adalah kesempatan yang sangat signifikan. Setelah Israel mendapat tekanan cukup besar dari pemerintahan Presiden Barack Obama. Baik dalam masalah Iran maupun permukiman.

Pemerintahan Obama, setidaknya masih mempertimbangkan arah tren komunitas internasional. Global selama ini menilai semua permukiman Israel dibangun secara ilegal berdasarkan hukum internasional.

Sementara itu, Uni Eropa menyayangkan ekspansi permukiman Yahudi Israel, Rabu (1/2). Ribuan unit perumahan yang baru disahkan otoritas Israel itu dikecam karena membawa ketegangan yang sangat mengkhawatirkan.

"Upaya perjanjian damai dan solusi dua negara berisiko tidak akan pernah terjadi," kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini seperti dilansir Aljazirah. Ia memperingatkan kembali aktivitas itu melanggar hukum internasional alias ilegal.

Mogherini mengatakan upaya Israel terus melakukan ekspansi membuat kekhawatiran global meningkat. Pada Selasa lalu, Israel baru saja mengesahkan izin pembangunan 3.000 unit rumah baru di Tepi Barat. Sebelumnya Israel loloskan 2.500 unit dan sekitar 800 di Yerusalem.

Baca juga, Indonesia Dukung Resolusi DK PBB Soal Permukiman Ilegal Israel.

Kementerian pertahanan Israel beralasan ekspansi permukiman demi memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Kementerian ini bertugas mengatur penggunakan tanah jajahan pascaperang 1967. Okupasi ini pun tidak pernah diakui sebagian negara di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement