Kamis 02 Feb 2017 16:40 WIB

Ponpes Modern Sahid Siapkan Ikon Gunung Menyan

Pondok Pesantren Modern Sahid
Foto: ROL/Agung Sasongko
Pondok Pesantren Modern Sahid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pondok Pesantren Modern Sahid berencana memanfaatkan lahan yang ada di kawasan pesantren secara produktif. Di antaranya, membudidayakan tanaman khas Indonesia juga peternakan.

Pembina Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah, Hj Sri Bimastuti Handayani mengatakan, sejak dibangun kawasan pondok pesantren modern sahid memang memperuntukan sebagian lahan untuk budidaya produktif. Memang, peruntukannya coba dipertegas untuk lebih mengenalkan hasil produksi mencerminkan ikon gunung menyan.

"Tujuan akhirnya mengenalkan Indonesia," kata dia, saat berbincang dengan Republika.co.id, belum lama ini.

Menurut Anda, sapaan akrabnya, ada sejumlah rencana yang disiapkan pihaknya guna menggenjot pelaksanaan budidaya. Pertama, menjadikan sukun sebagai ikon gunung menyan.

"Kenapa sukun, jadi, dahulu ibu saya itu punya upaya budidaya sukun dengan membeli 3 ribu bibit sukun. 2 ribu bibit sukun di antaranya dibagikan ke warga sekitar, namun belum juga membuahkan hasil," kata dia.

Meski belum berhasil, ribuan bibit yang tersisa tumbuh di kawasan pesantren. Memang produksinya belum maksimal."Karena itu, kami lanjutkan upaya itu," kata dia.

Salah satu upaya yang dilakukan, memasok bibit sukun dari Cilacap. Nantinya, setiap santri akan diberikan satu bibit kemudian menanamnya dengan ditandai nama masing-masing santri. "InsyaAllah jumlahnya akan banyak. Juga produksinya," kata dia.

Selanjutnya, hasil produksi tersebut akan diolah. Kemudian akan diperkenalkan kepada warga pesantren dan lingkungan sekitar. "Seperti Tokyo Banana (makanan olahan khas Jepang dari bahan pisang-red), kan ada tuh di mana-mana. Kita mau sukun seperti itu," ungkapnya.

Kedua, pesantren juga akan mengembangkan budidaya lidah buaya. Sebelumnya, budidaya ini sudah membuahkan hasil namun terhenti. "Lidah buaya ini juga akan dikembangkan untuk makanan dan juga bahan baku," kata dia.

Ketiga, pesantren juga akan menggenjot produksi air mineral khas gunung menyan. Target produksinya, tak hanya lingkungan yayasan juga ke luar. Akan disiapkan rencana seperti produksi dan pemasaran ke luar.

Kemudian, ada budidaya kambing etawa. Sejauh ini, ada 176 ekor kaming etawa di yayasan. Produksinya saat ini cukup memenuhi kebutuhan santri. "Jadi, rencananya akan dikembakan keluar," kata dia.

Terakhir, pesantren akan menyiapkan semacam gerai Nusantara Food. Isinya adalah makanan khas nusantara seperti Solo, Yogyakarta, Aceh, dan lainnya. "Bentuknya apakan makanan frozen atau siap saji," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement