Kamis 02 Feb 2017 16:56 WIB

Mathla'ul Anwar Kecam Sikap Ahok Terhadap MUI

Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).
Foto: Antara
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Ormas Islam Mathla'ul Anwar mengecam sikap Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan tim kuasa hukumnya yang tidak sopan terhadap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin. Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA), KH Ahmad Sadeli Karim Lc dan Sekretaris Jenderal H Oke Setiadi menekankan dua hal mendasar.

Pertama, Mathla'ul Anwar berserta seluruh komponen umat Islam mengakui keulamaan KH Ma'ruf Amin yang merupakan keturunan ulama besar tanah Banten Syeikh Muhammad Nawawi Al Bantani, ulama abad 14 yang dijuluki Al-Imam Al-Muhaqqiq wa Al-Fahhamah Al-Mudaqqiq (Imam yang mumpuni keilmuannya). 

"Maka memperlakukan ulama kami almukarram KH Ma'ruf Amin dengan sikap semena-mena dan ucapan bernada sarkasme merupakan hal yang sangat menyinggung perasaan umat Islam di Indonesia dan kemuliaan sejarah Islam di Nusantara," tulis pernyataan tersebut, Kamis (2/2).

Kedua, bahwa dalam sidang terkait kasus penistaan agama yang didakwakan kepada Basuki Tjahaja Purnama tersebut kehadiran KH Ma'ruf Amin adalah sebagai saksi yang mewakili MUI sebagaimana diatur dalam Pasal 184 ayat (1) jo Pasal 186 KUHAP. Maka, sikap yang cenderung menekan serta kata-kata yang menyerang pribadi di luar dari keterangan yang seharusnya diberikan merupakan intimidasi mental yang tidak bisa diterima. 

Oleh karena itu, sikap dan perkataan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan kuasa hukum itu sudah melampaui batas, serta cenderung melecehkan martabat ulama kami dan MUI sebagai lembaga representatif umat Islam di Indonesia. Ketiga, Mathla'ul Anwar mengecam keras sikap Basuki Tjahaja Purnama yang sangat jauh dari budi pekerti luhur bangsa Indonesia, dan akan mengonsolidasikan seluruh warga Mathla'ul Anwar beserta segenap elemen umat Islam untuk mendampingi KH Ma'ruf Amin menghadapi keangkuhan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement