REPUBLIKA.CO.ID, LIBREVILLE – Tim nasional Mesir sukses menyingkirkan Burkina Faso melalui adu penalti dalam pertandingan semifinal yang digelar, Kamis (2/2) dini hari WIB. Dengan demikian penguasa dataran Benua Hitam tersebut tinggal menunggu lawan mereka di babak final Piala Afrika 2017.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stade de I'Amitie, Libreville, keberuntungan lebih berpihak kepada skuat Hector Cuper. Mereka menang dalam drama tos-tosan atas Burkina Faso dengan skor 4-3. Sebelumnya, pada waktu normal ditambah perpanjangan waktu, Burkina Faso dan Mesir bermain imbang sama kuat 1-1.
Mesir unggul lebih dulu melalui pemain AS Roma, Mohamed Salah pada menit ke-66. Namun, Burkina Faso berhasil bangkit untuk membalas ketinggalan menjadi 1-1 melalui Aristide Bance. Gol Aristide Bance itu tercipta pada menit ke-73. Skor 1-1 bertahan sampai 90 menit waktu pertandingan selesai.
Dalam drama adu penalti, tim peraih tujuh trofi Piala Afrika, ternyata lebih beruntung. Mereka mampu menang dan memastikan langkah ke final. Adapun, kemenangan ini membuat Hector Cuper merasa senang dengan kinerja yang ditunjukan pasukannya. "Selamat atas kemenangan ini, saya sungguh senang kami berhasil melangkah ke partai final meskipun saya selalu dicap kurang beruntung di laga final," ucapnya dilansir Super Sport, Kamis (2/2).
Entrenador asal Argentina memuji kualitas permainan armada Paulo Duarte yang tampil baik di babak kedua. Dirinya menambahkan bahwa menghadapai Burkina Faso adalah laga terberat bagi Mesir, sejauh ini. "Saya mengucapkan selamat kepadanya (Paulo Duarte) dan Burkina Faso. Mereka adalah tim untuk masa depan dan pelatih mereka melakukan pekerjaan yang mengagumkan. Saya berterimakasih kepada tuhan atas kemenangan yang sulit ini," sambung eks pelatih Inter Milan dan Valencia itu.
Partai ini menunjukkan kualitas para pemain Mesir yang tak mudah menyerah dan selalu tenang meskipun mendapat tekanan. Cuper menjelaskan bahwa mentalitas dan sikap tersebut harus diperlihatkan Mesir di laga final nanti. Mesir bakal menanti siapa lawan mereka di partai final usai menyaksikan partai semifinal yang mempertemukan Kamerun melawan Ghana.
Di sisi lain, Paulo Duarte merasa kecewa atas keputusan tidak adil sang wasit yang seharusnya mendapat hadiah tendangan penalti setelah bola membentur tangan pemain Mesir di area terlarang. "Seseorang tidak ingin melihat Burkina Faso melangkah ke partai final, itu kenyataanya. Saya pun ingin mengucapkan selamat kepada orang yang menghalangi kami untuk mendang di atas lapangan,” sesal pelatih asal Portugal dikutip Star Africa, Kamis.