REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah investor syariah pada 2016 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa saham syariah memiliki prospek yang cukup bagus pada tahun ini.
Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan mengatakan, investor saham syariah termasuk yang sangat aktif bertransaksi di pasar modal.
"Pada awal 2016 jumlah investor saham syariah di bawah 5.000, akhir tahun jumlahnya sudah mencapai sekitar 11 ribu. Lebih dari 100 persen naiknya," ujar Nicky Hogan saat sosialisasi program Yuk Nabung Saham di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/2).
Nicky menuturkan, dari sejumlah tersebut, sebanyak 49 persennya adalah investor yang bertransaksi secara rutin, paling tidak dalam satu bulan atau satu tahun pernah melakukan transaksi. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan investor saham konvensional, dari sebanyak 530 ribu investor hanya 180 ribu yang bertransaksi atau 30 persen. "Syariah jauh lebih aktif, lebih banyak tingkat investor yang bertransaksi. Ini sangat bagus," ujarnya.
Peningkatan jumlah investor ini selain karena imbal hasil yang lebih menarik dari saham syariah, juga karena adanya sosialisasi di Sekolah Pasar Modal Syariah. Menurut Nicky adanya program Yuk Nabung Saham dan rutinnya Sekolah Pasar Modal juga dengan cukup signifikan meningkatkan jumlah investor baru.
"Tahun lalu dibuat expo Pasar Modal Syariah dan tanggapannya luar biasa,"katanya.
Sementara itu Presiden Direktur BNI Securities, Adiyasa Suhadibroto menilai, saham syariah ke depannya sangat menjanjikan karena return-nya luar biasa. "Return-nya luar biasa. Banyak sebetulnya opportunity di sana. Cukup promising, melebihi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)," kata Adiyasa.