Kamis 02 Feb 2017 20:21 WIB

PBNU Minta NU Care-Lazisnu Kuasai Teknologi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
 Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat survei potret keberagaman muslim Indonesia di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Senin (30/1)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat survei potret keberagaman muslim Indonesia di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Senin (30/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Lembaga Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) menggelar Seminar Nasional Filantropi Nusantara di Gedung PBNU, Kamis (2/2), Seminar mengangkat tema Penguatan Filantropi Islam Nusantara untuk Kemandirian Ekonomi Umat.

Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu, Syamsul Huda, mengingatkan setiap pengurus NU Care-Lazisnu akan amanah yang dipegang pengelola dana zakat. Maka itu, ia berharap, semua elemen NU Care-Lazisnu dapat bekerja sebaik dan seprofesional mungkin.

"NU Care-Lazisnu harus transparan, akuntabel, amanah dan profesional," kata Syamsul saat memberi sambutan, Kamis (2/2).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, semua komponen NU Care-Lazisnu dapat meningkatkan kemampuan di bidang teknologi. Ia menilai, kemampuan teknologi akan mampu membentengi diri, dari tantangan dan rintangan di depan yang diyakini lebih berat dari hari ini.

"Keluarga NU dan NU Care-Lazisnu secara khusus, harus menguasai teknologi yang ada," kata Said, Kamis (2/2).

Sejak zaman Nabi Adam AS, pertama kali manusia mencapai kemajuan di bidang teknologi yang luar biasa. Karenanya, sebagai bagian dari bil hikmah, tidak ada lagi alasan keluarga besar Nahdlatul Ulama tidak menguasai teknologi.

Kiai Said menceritakan, pergolakan yang terjadi di Timur Tengah sesungguhnya cuma berawal dari aksi bunuh diri atau bakar diri seorang tukang sayur di depan parlemen Tunisia. Tapi, lanjut Said, melalaui media sosial, semua bergerak dan mampu manumbangkan rezim berkuasa.

"Bahkan, efek media sosial itu berlanjut ke negara-negara lain, cuma Suriah saja ini belum tumbang," ujar Said.

Untuk teknologi, ia malah menekankan betul, kesuksesan tidak akan bisa dicapai di jaman sekarang, apabila tidak menguasai teknologi. Terlebih, media sosial itu memiliki sifat kekal selayaknya dua mata pisau, yang penggunaannya tergantung pemakainya.

"Mudarat besar, mudah sekali fitnah, tapi kalau bisa menguasainya dan digunakan untuk kebaikan, maka akan memberikan manfaat yang besar," kata Said.

Seminar diikuti pengurus-pengurus dari NU Care-Lazisnu tingkat provinsi, serta kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Selain itu, seminar diselingi serah terima secara simbolis Sertifkat ISO 9001:2015, dari National Quality Assurance kepada NU Care-Lazisnu.

Seminar ini sendiri turut menjadi rangkaian awal, dari Workshop Asistensi Manajemen ZIS yang dihelat NU Care-Lazisnu. Perhelatan itu rencananya diselenggarakan pada 3-5 Februari 2017, di Pondok Pesantren Global Insani Mandiri (GIM) Sukabumi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement