Kamis 02 Feb 2017 20:39 WIB

Larangan Muslim Trump Ramaikan Hotline KBRI

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Indira Rezkisari
Aksi unjuk rasa memprotes kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuk imigran Muslim.
Foto: EPA/Tracie Van Auken
Aksi unjuk rasa memprotes kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuk imigran Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hotline Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC lebih ramai pascakeluarnya Executive Order larangan masuk AS terhadap tujuh negara mayoritas Islam. Sekretaris 2 Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC, Mukti Setianto mengatakan hotline perlindungan WNI di KBRI memang kini lebih sering berbunyi.

"Memang usai dikeluarkannya EO Presiden Trump, saluran Hotline Perlindungan WNI menjadi lebih sering dihubungi warga kita di AS untuk menanyakan kondisi terkini," kata Mukti pada Republika.co.id. Hotline 24 jam tersebut menjadi tempat WNI untuk berkomunikasi langsung dengan diplomat yang menangani kekonsuleran di perwakilan RI di seluruh AS. 

EO Protecting the Nations from Foreign Terrorist Entry Into the US yang dikeluarkan Jumat pekan lalu tidak memasukkan Indonesia ke dalam daftar. Tidak ada larangan bagi WNI yang akan bepergian ke AS. Hal ini juga sudah ditekankan oleh Dubes Joe Donovan melalui media sosial Kedubes AS. 

Menurut Mukti, masyarakat AS memang terbelah secara umum. "Dari pengamatan kami, yang menolak kebijakan ini bukan saja ditunjukkan oleh warga Muslim di AS, tapi berbagai elemen lain yang merasakan bahwa kebijakan ini tidak sesuai dengan nilai-nilai AS," kata dia. Sementara, WNI dalam kondisi baik, beraktivitas seperti biasa, dan fasilitas umum bekerja normal. 

Lebih lanjut, Mukti menyampaikan meski perintah yang diterapkan oleh suatu negara merupakan wewenang negara itu sendiri, termasuk perintah yang baru-baru ini dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat, pihak Kedubes tetap prihatin. "Kami memprihatinkannya dan sangat menyayangkan perintah baru-baru ini karena hal itu mungkin akan mengganggu upaya melawan terorisme dan manajemen pengungsi," kata dia.

Lebih lanjut menanggapi EO Presiden Trump, Perwakilan RI di AS telah mengeluarkan himbauan melalui media sosial, SMS dan email blast. Perwakilan RI juga terus memperkuat komunikasi dengan simpul dan tokoh-tokoh masyarakat di AS. Menjangkau ke berbagai pihak juga KBRI lakukan. Menurutnya, perlindungan WNI di AS menjadi prioritas utama. 

Sebagai informasi, WNI tercatat di AS ada 144.332 orang dengan konsentrasi di negara bagian California.

 Baca juga: Schwarzenegger Nilai Kebijakan Trump Buat AS Tampak Bodoh

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement