REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Kabupaten Malang disebut menurun selama setahun terakhir. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Ratih Maharani mengungkapkan pihaknya menekan angka kematian ibu dan bayi hingga 50 persen.
Pada 2015 Kabupaten Malang mencatat terdapat 30 kasus kematian ibu melahirkan. Di penghujung 2016, angka kematian ibu turun menjadi 15 kasus. Sedangkan angka kematian bayi pada 2016 sebanyak 146 kasus atau lebih rendah dari tahun sebelumnya sebanyak 247 kasus.
"Menurunnya angka kematian salah satunya dibantu dengan adanya 13 ribu kader kesehatan ibu dan anak," kata Ratih pada Jumat (3/2) di Malang. Menurutnya, kesehatan ibu hamil dan menyusui rutin dipantau oleh para kader yang tersebar di 33 kecamatan se-Kabupaten Malang.
Di samping itu Dinkes juga menyosialisasikan pendewasaan usia minimal pernikahan. Sebagaimana diketahui, perempuan yang menikah di usia kurang dari 19 tahun berisiko lebih tinggi dalam kehamilan dibanding mereka yang menikah dan hamil di atas 19 tahun.
Para kader gizi juga sudah mulai memanfaatkan kecanggihan ponsel pintar. "Kader gizi di Kecamatan Ampelgading menginput data gizi bayi dan balita yang rutin memeriksakan kesehatan ke dalam gawai dan data bisa diakses oleh para ibu untuk mengecek perkembangan anak-anaknya," kata Ratih.