REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perempuan di seluruh dunia berbagi gambar mereka mengenakan hijab sebagai bentuk dukungan bagi perempuan Muslim pada Hari Hijab Sedunia yang diperingati 1 Februari.
“Saya sangat senang menjadi bagian dari kampanye mempromosikan perdamaian dan pemahaman,” tulis seorang wanita.
"Ini merupakan pengalaman yang sangat indah dan membuka mata saya!”
Peringatan Hari Hijab Sedunia pertama kali digelar tahun 2013, dan dicetuskan oleh seorang warga New York kelahiran Bangladesh, Nazma Khan, yang ingin membangun toleransi beragama dan pemahaman dengan mengajak perempuan non-Muslim dan perempuan Muslim yang tidak biasa menggunakan hijab untuk mencoba bagaimana rasanya menggunakan penutup kepala selama satu hari.
Robyn Blodgett, yang tidak terbiasa menutup kepalanya, mengunggah [fotonya yang berhijab] ke Instagram: “ada sesuatu yang sangat memberdayakan dan damai yang saya rasakan ketika saya menutup kepala dengan cara seperti ini. Perasaan yang tak bisa dipahami banyak orang.”
“Ketika saya keluar menggunakan hijab, saya berjalan dengan lebih percaya diri dan saya secara alami menjadi seseorang yang lebih baik dalam soal tujuan pribadi untuk berinteraksi dan bertindak.”
Perempuan yang biasa menggunakan hijab juga menggunakan tanggal 1 Februari untuk menyampaikan alasan mereka [menggunakan hijab].
“Hijab adalah mahkota yang kami pilih untuk gunakan ketika masyarakat sangat ingin kami menjadi orang kampungan,” tulis warga bernama Saphia di London.
Nuha mengunggah di akun Instagram-nya: “Sehelai kain kecil ini membuat orang melihat kami secara berbeda, bahkan terkadang seperti alien tapi di mata saya, kami adalah sesuatu yang istimewa. Saya lebih suka dikagumi karena kecerdasan, pesona dan humor saya ketimbang dikagumi karena rambut dan tubuh saya. "
"Saya menutupi kepala saya, bukan otak saya," tulis Nour Ali.
Hijab adalah istilah umum di dalam Islam yang merujuk kepada praktik penggunaan kerudung atau penutup kepala, tapi biasanya digambarkan sebagai selembar kain yang menutupi rambut dan dada.