Jumat 03 Feb 2017 15:52 WIB

Pakar: Pertemuan KH Ma'ruf-Luhut Malah Turunkan Rating Ahok

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menerima kunjungan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, dan Pangjam Jaya Letjen Teddy Lhaksmana di kediamannya, Jalan Deli Lorong 27 Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (1/2) malam.
Foto: Istimewa
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menerima kunjungan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, dan Pangjam Jaya Letjen Teddy Lhaksmana di kediamannya, Jalan Deli Lorong 27 Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (1/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Menteri Koordinator Kemarintiman Luhut Binsar Panjaitan, Kapolda Metro Jaya Mochammad Iriawan dan Pangdam Jaya Tedy Lhaksamana ke rumah Ma'ruf Amin dinilai bisa menurunkan elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Karena dilakukan setelah adanya polemik persidangan di kasus penistaan agama Ahok.

"Ini menjadi blunder bagi Ahok, orang yang dikaitkan dengan Ahok justru menurunkan rating Ahok karena orang-orang yang harusnya memperbaiki citra Ahok malah merusak citranya Ahok," kata pakar komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Harmonis, Jumat (3/2).

Menurutnya, Luhut, Kapolda dan Pangdam tidak memiliki tugas yang berkorelasi dengan Ahok. Hal ini menunjukkan keberpihakan Istana ke Ahok sebagai salah satu calon gubernur di Pilkada DKI. Seharusnya, menurut Harmonis, jika Luhut merasa harus ada yang dilakukan ia bisa meminta orang lain.

"Ini bukan kaplingnya Luhut, kok bermain di situ," katanya.

Harmonis mengatakan tidak ada urusan antara Luhut dengan kasus Ahok. Karena kasus ini lebih personal bukan urusan politik atau keamanan. Jika merasa kepentingannya terganggu, kata Harmonis, Luhut harus bisa lebih bijak. "Kearifan saja, harus ditingkatkan kapan dia harus ikut, kapan dia tidak harus ikut," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement