REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Menteri Koordinator Kemarintiman Luhut Binsar Panjaitan, Kapolda Metro Jaya Mochammad Iriawan dan Pangdam Jaya Tedy Lhaksamana ke rumah Ma'ruf Amin dinilai bisa menurunkan elektabilitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Karena dilakukan setelah adanya polemik persidangan di kasus penistaan agama Ahok.
"Ini menjadi blunder bagi Ahok, orang yang dikaitkan dengan Ahok justru menurunkan rating Ahok karena orang-orang yang harusnya memperbaiki citra Ahok malah merusak citranya Ahok," kata pakar komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Harmonis, Jumat (3/2).
Menurutnya, Luhut, Kapolda dan Pangdam tidak memiliki tugas yang berkorelasi dengan Ahok. Hal ini menunjukkan keberpihakan Istana ke Ahok sebagai salah satu calon gubernur di Pilkada DKI. Seharusnya, menurut Harmonis, jika Luhut merasa harus ada yang dilakukan ia bisa meminta orang lain.
"Ini bukan kaplingnya Luhut, kok bermain di situ," katanya.
Harmonis mengatakan tidak ada urusan antara Luhut dengan kasus Ahok. Karena kasus ini lebih personal bukan urusan politik atau keamanan. Jika merasa kepentingannya terganggu, kata Harmonis, Luhut harus bisa lebih bijak. "Kearifan saja, harus ditingkatkan kapan dia harus ikut, kapan dia tidak harus ikut," katanya.