REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedang Rasulullah berbentuk Hanafiyya. Pedang Hanafiyya adalah pedang yang dibuat oleh suku Bani Hanifah. Pedang buatan Bani Hanafiah terkenal bagus dan halus pembuatannya. Dalam buku Syamail Muhammad SAW karya Imam at-Tirmidzi dijelaskan, terdapat sembilan jenis pedang Rasulullah yang digunakan untuk menegakkan ajaran tauhid.
Pertama al-Matsur. Al-Matsur juga dikenal sebagai Matsur al-Fijar adalah pedang yang dimiliki Rasulullah sebelum beliau menerima wahyu pertama di Makkah. Asalnya kepunyaan ayah beliau Abdullah.
Rasullulah hijrah dengan membawa pedang ini sampai diberikannya kepada keponakannya Ali bin Abi Tholib. Sekarang pedang ini terdapat di Museum Topkapi, Istanbul, Turki.
Kedua, Dzulfikar. Dzulfikar adalah pedang yang didapatkan Rasulullah sebagai harta rampasan saat Perang Badar. Berbentuk pedang dengan dua mata pedang yang tajam.
Ketiga, pedang al-Battar. Pedang ini dinamakan pedang Nabi karena terpahatkan nama Nabi Daud, Sulaiman, Musa, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad.
Keempat, Hatf. Hatf merupakan pedang yang didapatkan oleh Rasulullah sebagai harta rampasan perang dari Bani Qaynuqa.
Kelima Qul'i. Pedang ini dikenal dengan Qul'i atau Qul'ay. Qul'i berarti tin atau timah putih. Pedang ini merupakan salah satu dari tiga pedang yang didapat dari harta rampasan perang Bani Qaynuqa. Kakek Nabi menemukan Qul'i ketika membuka mata air zamzam.
Keenam, yaitu al-Qadib. Pedang ini untuk pertahanan dan persahabatan ketika bepergian, tetapi tidak pernah digunakan untuk berperang.
Ketujuh, pedang al-Mikhdam. Pedang ini diberikan oleh Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib, dan dari Ali diberikan kepada anaknya, Zainal Abidin. Itulah mengapa di pedang tersebut terpahat nama Zayn al-Din al-Abidin.
Kedelapan, pedang al-'Adhab. Pedang ini diberikan ke Rasulullah oleh salah satu sahabatnya sebelum Perang Badar. Beliau menggunakan pedang ini pada Perang Uhud. Dan, yang terakhir ar-Rasub. Ar-Rasub memiliki ukuran panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang di dalamnya terdapat ukiran Arab bertuliskan Ja'far al-Shadiq.
(Baca: 'Berebut' Barang Pribadi Sang Junjungan)