REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan secara politik Basuki Tjahja Purnama (Ahok) melakukan blunder dengan sikapnya kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Am PBNU, KH Ma’ruf Amin. Hal dapat menjadikan terjadinya migrasi dukungan ke pasangan lain.
Terlebih sudah adanya beberapa seruan dari kiai-kiai NU agar berpikir ulang untuk memilih Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Namun, menurut Ray, jika dilihat dari survei yang muncul sebelumnya pejawat Ahok-Djarot diyakinii tetap mampu masuk ke putaran kedua.
"Secara politik ada blundernya," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (3/2).
Ray menambahkan, selisih suara yang masih cukup tinggai dengan pasangan lainnya terutama dengan Anies-Sandi membuat Ahok-Djarot masih bisa bertahan hingga putaran kedua. Apalagi meski harus menghadapai kasus dugaan penistaan agama, suara Ahok-Djarot masuk cukup tinggi dilihat dari hasil penelitian dari lembaga survei yang ada.
Selain itu, lanjut Ray, Ahok-Djarot juga masih memiliki waktu untuk mengembalikan migrasi suara akibat polemik dengan Kiai Ma’ruf. Kesolidan timnya juga dinilai punya peluang untuk mengembalikan suaranya yang hilang.
"Bahkan jika dilihat dari soliditas pemilih Ahok salah satu paling tinggi soliditasnya," katanya.